Kalah Pilpres, Hillary Clinton Tetap Dicintai Publik

Hillary Clinton, meski kalah di electoral vote, namun ia memenangkan popular vote.
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria

VIVA.co.id – Kalah dalam pemilihan presiden bukan berarti tak diterima publik. Penghitungan popular vote pemilu AS justru dimenangkan oleh Hillary Clinton.

200 Ahli Kesehatan Mental Nyatakan Trump Tak Layak Jadi Presiden, Punya Gangguan Narsistik?

Diberitakan oleh BBC, Kamis, 24 November 2016, ini adalah kelima kalinya dalam proses pemilihan presiden Amerika Serikat, di mana pemenang pemilu justru tak menang dalam popular vote.

Kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, berhasil memenangkan pemilu dengan meraih suara lebih banyak di electoral college pada pemilu 8 November lalu. Namun berdasarkan hasil perhitungan suara yang dilansir oleh Cook Political Report, hasil akhir dari perhitungan suara popular vote, Donald Trump mendapat 62,2 juta suara dan Hillary meraih 64,2 juta suara. Selisih dua juta suara dimenangkan oleh Hillary.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Tahun 2000, kandidat Demokrat Al Gore juga berada pada situasi yang sama. Ia memenangkan popular vote dari George W. Bush, dengan selisih suara hingga 544.000. Namun Al Gore tetap gagal menjadi Presiden AS setelah proses hukum yang panjang soal raihan suara di Florida. Mahkamah Agung AS akhirnya memutuskan kemenangan di Florida adalah milik Bush.

Tahun ini, Hillary Clinton juga meraih kemenangan besar di negara-negara seperti California. Namun Trump justru berhasil memenangkan suara di negara-negara swing vote, yang ternyata justru berhasil memenangkan agka pemilu. Pemilihan dengan sistem elektoral memberikan peluang besar bagi kandidat yang menang dengan margin kecil di banyak negara untuk mencuri kemenangan dari kandidat yang menang telak di beberapa negara.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

Sekelompok akademisi, pengacara, dan ahli data sudah mencoba membujuk tim kampanye Hillary Clinton untuk bergabung dengan mereka dan melakukan investigasi hasil pemilu di tiga negara. Mereka ingin membuktikan hasil tersebut, yang memenangkan Trump, bukan karena adanya manipulasi data komputer atau pembajakan data komputer. Mereka ingin tahu, mengapa suara Clinton justru jatuh di negara-negara yang mengandalkan mesin perhitungan suara elektronik dibanding negara-negara yang mengandalkan surat suara dan pemindai optik.

Namun tim kampanye Clinton tak menunjukkan ketertarikan untuk bergabung dan berjuang melakukan pemilihan ulang.

Bitcoin, Etherium, dan aset kripto.

Harga Kripto Terbang Merespon Positif Kemenangan Donald Trump pada Pemilu AS

Aset kripto kompak menguat seiring pernyataan kemenangan Donald Trump. Bitcoin membukukan rekor tertinggi melebihi US$ 75 ribu diikuti lonjakan pesat stablecoin lain.

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024