Begini Penyandang Disabilitas Saat Pilih Presiden AS
- U-Report
VIVA.co.id – Warga Amerika Serikat penyandang disabilitas atau berkebutuhan khusus mendapat perlakuan berbeda dalam menggunakan hak suaranya dalam pemilihan presiden AS pada 8 November lalu. Mereka mendapat surat suara yang lebih spesifik serta bantuan dalam mengenali calon pemimpin yang akan dipilih.
Kala ditemui VIVA.co.id, Assistant Cultural Affairs Officer dari Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, Holly Zardus, mengatakan keterbatasan akses bagi penyandang disabilitas bukan hanya masalah yang dihadapi negaranya, namun juga seluruh dunia.
Menurutnya, pemerintah harus mengutamakan akses bagi mereka dalam hal pekerjaan, pendidikan, transportasi, dan pangan. Namun, untuk urusan politik, ia menuturkan, hal tersebut merupakan sesuatu yang vital karena menyangkut hak mereka.
"Hak berpolitik, khususnya dalam memilih presiden, adalah bagian penting lainnya. Jadi, kami ingin pemilu bisa lebih mudah diakses bagi mereka. Ke mana mereka pergi ketika memilih, lalu bisakah orang buta dan tuli memilih," katanya di Jakarta, Rabu, 16 November 2016.
Oleh karena itu, pemerintah AS dan Indonesia bekerja sama membangun sarana dan prasarana bagi warga Paman Sam penyandang disabilitas yang tinggal di Indonesia. Salah satunya dengan rencana membentuk call centre khusus kaum difabel agar mereka lebih "mengenal" dunia.
Warga negara AS penyandang disabilitas tengah mengikuti program pertukaran kebudayaan ‘Deaf Youth Leadership’ di Indonesia. Tujuannya, mencoba mencari jalan keluar supaya mereka memperoleh akses yang lebih baik.
Program ini diselenggarakan oleh organisasi nirbala, Dr. Mason Global Inc., yang ditujukan khusus bagi para penyandang tuna rungu dan disabilitas lainnya agar bisa berbagi pengalaman profesional dan pribadi mereka sehingga terjalin hubungan baik antar kedua negara.
Selama mengikuti program, para peserta akan saling mempelajari kultur negara masing-masing guna untuk meningkatkan implementasi atas hak para penyandang disabilitas.