Eks Wali Kota New York Difavoritkan Jadi Menlu Baru AS
VIVA.co.id – Mantan Wali Kota New York, Rudy Giuliani, disebut akan menduduki posisi Menteri Luar Negeri dalam kabinet presiden terpilih Donald Trump bila dilantik jadi Presiden pada Januari 2017. Salah seorang pejabat senior Trump yang tidak ingin disebutkan namanya memberikan konfirmasinya pada hari Senin, 14 November 2016. Ia mengatakan bahwa tidak ada kompetisi nyata untuk jabatan tersebut.
Dilansir dari Reuters, jika telisik kembali, Giuliani akan menjadi pilihan yang sungguh tak terduga dan di luar konteks. Giuliani adalah pendukung Trump paling vokal dan satu-satunya orang yang memiliki pendirian tinggi selama masa kampanye berlangsung. Ia yang memperkenalkan sosok sebenarnya Trump kepada publik secara berkala di setiap reli yang berhadapan langsung dengan lawan politiknya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. Pemilik nama lengkap Rudolph William Louis Giuliani ini adalah seorang Wali Kota New York selama dua periode.
Dulu, pria kelahiran 28 Mei 1944 ini merupakan orang paling berjasa dalam "memulihkan" kota New York yang dijerat krisis ekonomi pasca penyerangan menara kembar World Trade Centre, 11 September 2001 lalu. Pria yang kini berusia 72 tahun ini juga dikenal menjalin hubungan erat dengan mantan presiden Amerika ke-43, George W. Bush. Giuliani juga dikenal sebagai pendukung pertama Trump.
Trump dan Giuliani sudah berteman baik selama puluhan tahun dan Giuliani lah orang yang mati-matian membela Trump dalam setiap pernyataan kontroversinya ketika kampanye jelang Pemilu di Amerika Serikat, Pernyataan retorikalnya tentang penyalahgunaan surat elektronik yang dipakai Hillary selama menjabat sebagai sekretaris negara periode 2009 sampai 2013, akhirnya berhasil membuat FBI turun tangan memeriksa istri dari Bill Clinton itu.
"Apabila Rudy sudah menginginkan sesuatu, dia pasti mendapatkannya," ujar mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Newt Gingrich, kepada The Fox News.
Calon anggota kabinet Trump yang lain yang juga sempat disebut adalah John Bolton. Ia adalah seorang rekan senior Trump di The American Enterprise Institute yang juga merupakan perwakilan Amerika Serikat di organisasi paling bergengsi dunia, PBB, sejak Agustus 2005 hingga Desember 2006 selama masa pemerintahan mantan Presiden Bush.
Sebelum itu, Bolton adalah pejabat senior Departemen Luar Negeri AS untuk pengawasan senjata dan keamanan internasional. Pria kelahiran 20 November 1948 ini kerap memberikan nasihat kebijakan luar negeri kepada Trump. Nampaknya, Trump memang benar-benar sedang "menggodok" orang-orang yang ia inginkan untuk kemudian ia tempatkan di Kabinetnya saat pelantikan presiden pada 20 Januari 2017 nanti.
Juru bicara Trump mengatakan, Trump akan merundingkan terlebih dahulu bersama Wakil Presiden terpilih, Mike Pence, pada Selasa, 15 November 2015 di Trump Tower, New York. Mike Pence nantinya akan bertanggungjawab terhadap proses transisi Trump. "Jika Wakil Presiden terpilih bisa menyesuaikan dengan keputusan Presiden terpilih saat membicarakan nama-nama (Kabinet), tentu saja aku akan menagtakan jika ini benar-benar hal yang sangat serius," ucap juru bicara Trump.
(ren)