Edward Snowden: Trump Ancaman Privasi Kebebasan Sipil di AS
- REUTERS/Kamil Krzacznski
VIVA.co.id – Mantan karyawan CIA sekaligus pembocor informasi rahasia AS, Edward Snowden, memperingatkan, terpilihnya Donald Trump ke Gedung Putih dapat mengancam privasi warga negara dan kebebasan sipil.
"Saat ini kita mulai menggantikan pemerintahan terbuka dengan sistem otoritarian belaka. Pemerintah yang tidak didasarkan pada prinsip persetujuan bersama, melainkan hanya kepada perseorangan, kepercayaan klaim, dan kepercayaan dengan harapan bahwa mereka akan melakukan hal yang benar," katanya, seperti dikutip Sputiniknews, Selasa 15 November 2016.
Setelah Snowden mengungkapkan kebocoran informasi rahasia dan mengekspos taktik mata-mata AS, Washington berjanji untuk tidak mengawasi warganya tanpa pandang bulu.
Namun Snowden menyuarakan keprihatinan atas perubahan kebijakan yang dilakukan oleh suatu pemerintahan, yang memiliki tatanan berbeda dari nilai-nilai dan mengendalikan sesuatu dalam "kegelapan".
"Ini adalah tantangan baru yang kita hadapi saat ini di Amerika Serikat setelah hasil pemilu terakhir," katanya.
Snowden yang menjadi pembocor informasi program mata-mata rahasia National Security Agency (NSA), kini diberikan suaka oleh pemerintah Rusia dan bersembunyi di Moskow. Ia didakwa di bawah Undang Undang Spionase tahun 1917, karena menyebarkan komunikasi tidak sah dari informasi pertahanan nasonal dan menyebarkan informasi rahasia intelijen untuk orang yang tidak berhak.