Trump Mau Deportasi Jutaan Imigran dari AS

Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat.
Sumber :
  • REUTERS/Mike Segar

VIVA.co.id –  Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan akan mendeportasi dua sampai tiga juta migran gelap, segera setelah ia dilantik pada Januari 2017.

200 Ahli Kesehatan Mental Nyatakan Trump Tak Layak Jadi Presiden, Punya Gangguan Narsistik?

Dalam sebuah wawancara televisi sejak memenangkan pemilihan presiden, Trump bersikeras bahwa ia akan melaksanakan usulan kebijakan imigrasi garis keras, dan menegaskan akan membangun tembok pemisah antara AS dan Meksiko.

"Yang akan saya lakukan adalah menangkap para pelaku kriminal, anggota geng, pengedar narkoba, yang jumlahnya sekitar tiga juta orang. Saya akan mendeportasi atau memenjarakan mereka," kata Trump, yang dikutip dari Independent, Senin 14 November 2016.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Trump menjelaskan, setelah perbatasan negara telah diamankan, maka Biro Imigrasi dan Bea Cukai akan mengevaluasi status imigran gelap yang tersisa di negara itu.

Meski demikian, masih belum jelas bagaimana presiden terpilih berusia 70 tahun itu akan melaksanakan rencana tersebut. Selain itu, ia juga gagal menjelaskan dimana perbedaan kebijakannya, dengan peraturan yang telah ditetapkan Presiden Obama dalam kepemimpinan sebelumnya.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

Selain itu, ia juga tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tembok yang akan dibangun di perbatasan Meksiko, karena pada dasarnya batas antara kedua negara memang sudah ada sebelumnya.

"Mungkin akan ada beberapa pagar. Untuk daerah tertentu saya akan memasang pagar, tetapi untuk daerah tertentu saya rasa cocok jika dibangun tembok. Saya sangat ahli dalam hal ini, itu disebut konstruksi," ujarnya.

(ren)

Pidato Donald Trump usai dilantik sebagai Presiden ke 47 AS

5 Gebrakan Kontroversial Donald Trump Usai Dilantik, Hanya Akui Dua Gender

Baru saja menjabat, Donald Trump langsung membuat lima gebrakan kebijakan baru yang menuai kontroversi di dalam dan luar negeri.

img_title
VIVA.co.id
22 Januari 2025