Pidato Emosional Hillary Clinton
- Reuters/Carlos Barria
VIVA.co.id – Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton mengakui kekalahannya sebagai hal yang menyakitkan, dan itu bisa berjalan lama. Ia meminta seluruh pendukungnya menerima kekalahan tersebut.
Diberitakan oleh USA Today, 10 November 2016, Hillary memulai sambutannya dengan mengakui kemenangan Trump. "Donald Trump akan menjadi presiden kita," ujar Hillary saat bicara di hadapan pendukungnya.
Butuh waktu beberapa jam bagi Hillary untuk bisa menyampaikan kalimat tersebut. "Saya berharap ia akan menjadi presiden yang sukses bagi seluruh rakyat Amerika," ujar Clinton dalam ruangan yang sangat terasa emosional dan sedih di Jacob K. Javits Convention Centre, yang seharusnya menjadi tempat merayakan kemenangan bagi Hillary dan pendukungnya.
Pendukung Clinton menyambut ucapan Hillary dengan tepuk tangan sambil berdiri yang cukup lama.
"Kita telah melihat bagaimana negara ini telah terpecah jauh lebih dalam dari yang kita pikirkan. Namun saya tetap yakin pada Amerika, dan selalu seperti itu. Dan jika Anda seperti saya, maka kita harus menerima hasil pemilu ini," ujar Hillary.
"Kita berutang padanya untuk berpikiran terbuka, dan memberi kesempatan untuk memimpin," ucap Clinton yang ia tujukan pada rivalnya, Donald Trump.
Calon Wakil Presiden Clinton, Tim Kaine, memuji perjalanan Clinton selama berusaha untuk menjadi Presiden Perempuan Pertama Amerika Serikat. "Dia telah menjadi sejarah besar," ujar Kaine, seperti dikutip dari USA Today, 10 November 2016.
Kaine lalu membawa audiens untuk mengingat pekerjaan Hillary sebagai pengacara hak-hak sipil, anggota senat, Ibu Negara, dan Menteri Luar Negeri.
"Ia telah membuat sejarah dalam sebuah negara yang sangat baik dalam segala hal, namun itulah yang membuatnya menjadi unik hingga bisa berada di kantor federal," tutur Kaine sambil menambahkan bahwa Hillary Clinton adalah perempuan pertama yang menjadi kandidat dari sebuah partai besar.
Kaine mencontohkan apa yang terjadi pada Clinton sekarang, adalah seperti yang terjadi pada Al Gore pada tahun 2000. Keduanya memenangkan popularitas, namun kalah saat pemilihan.
Clinton menegaskan, sementara Amerika harus menghargai hukum tradisional demokrasi yang mewajibkan proses damai dalam peralihan kekuasaan. Mereka juga harus mempertahankan nilai-nilai aturan hukum, hak kesetaraan, dan kebebasan beribadah. Hal itu yang menjadi kepedulian tim kampanye Clinton yang menurut mereka akan berisiko dibawah kepemimpinan Trump.
Kepada pendukung mudanya, Clinton mengatakan, "kekalahan ini menyakitkan, tapi saya mohon, jangan pernah berhenti berjuang untuk hal yang benar dan memang seharusnya dilakukan."
Sementara bagi pendukung perempuannya, Clinton meminta mereka tak kehilangan keyakinan untuk mewujudkan mimpi mereka. "Kita masih belum mencapai perjuangan tertinggi, belum menyentuh lapisan kaca tersulit, namun satu hari nanti akan ada yang mampu. Dan saya berharap itu terjadi lebih cepat dari yang kita bayangkan," ujarnya.
"Untuk semua gadis kecil yang sedang menonton ini, jangan pernah ragu bahwa kamu berharga dan kuat dan layak untuk mendapatkan setiap kesempatan dan peluang di dunia, untuk mengejar dan mencapai mimpi-mimpi kamu," Hillary menambahkan. (ase)