"The Murtad Vote", Ancaman ISIS Sambut Pemilu AS

Kelompok radikal ISIS.
Sumber :
  • www.rt.com

VIVA.co.id – Sehari jelang pemilihan presiden Amerika Serikat, berbagai ancaman mulai bermunculan. Salah satunya melalui kelompok ekstremis ISIS yang merilis dokumen berjudul "The Murtad Vote”.

AS Waspadai Serangan Teroris dari Orang-orang Kecewa Hasil Pilpres

Dokumen tujuh halaman yang dikeluarkan melalui Al Hayat, media internal ISIS, mendesak warga Muslim AS agar tidak mengambil bagian dalam pengambilan suara murtad tersebut. Mereka bahkan mengancam akan membantai warga AS yang ikut memilih.

"Kami datang untuk membantai dan menghancurkan pemilihan. Semoga Allah membuat pemilihan presiden AS tahun ini menjadi musibah yang mengerikan sepanjang sejarah Amerika," tulis pernyataan kelompok ISIS, seperti dikutip Independent, Selasa, 8 November 2016.

Catatan SBY soal Drama Politik AS yang Bisa Dipetik Pecinta Demokrasi

Dalam hal ini, kelompok militan ISIS meyakini satu-satunya hukum yang sah adalah Firman Allah. Sehingga demokrasi adalah dosa karena menghasilkan suatu hukum nasional yang terpisah dari ajaran syariah Islam. "Oleh karena itu, yang memberikan suara dalam sistem demokrasi adalah suatu tindakan murtad," kata ISIS.

Selain mengancam akan membunuh, dokumen yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris tersebut pun berisi kecaman terhadap kebijakan luar negeri AS yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Presiden Obama. Mereka mengencam intervensi AS di Timur Tengah, dukungan AS untuk Israel, serta berbagai serangan pesawat tak berawak.

Partisipasi Masyarakat di Pilkada 2020 Lebih Tinggi dari Pilpres AS

Pernyataan ini muncul setelah FBI menyelidiki adanya laporan yang menunjukkan rencana serangan teroris besar-besaran pada pemilu esok.

Berdasarkan data intelijen yang dikumpulkan oleh pihak berwenang, dilaporkan Al-Qaeda kemungkinan akan merencanakan serangan di beberapa negara bagian seperti New York, Texas dan Virginia bertepatan dengan pelaksanaan pemilu.

Menanggapi laporan ini pun, media AS mengatakan pihak berwenang di tiga negara tersebut telah bersiaga. (ase)

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg.

Pilpres Bikin Facebook Alergi Politik

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg, sedang memikirkan cara baru membuat konten politik kurang terlihat di platformnya.

img_title
VIVA.co.id
29 Januari 2021