Serangan Rudal di Mekah Lukai Perasaan Umat Muslim Dunia
- VIVA.co.id/Arinto
VIVA.co.id – Iran belakangan disebut-sebut sebagai negara yang berada di balik dukungan milisi Houthi untuk meluncurkan rudal balistik ke kota suci Mekah. Rudal sendiri berhasil ditangani pertahanan Arab Saudi, dan mencegatnya sebelum rudal mencapai tempat sakral umat Muslim dunia itu.
Menurut Deputi Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Yaman, Abdel-Malek Al-Mekhlafi, milisi Houthi telah menciptakan kehancuran dan hasutan dengan upaya penembakan rudal ke Mekah. "Kami mencari perdamaian dan mereka mencari perang; kita mencari stabilitas Yaman dan wilayah, dan mereka mencari kehancuran dan hasutan. Kami tegaskan, mereka adalah ancaman bagi perdamaian dunia," kata Al-Mekhlafi seperti dilansir Arab News, Sabtu 29 Oktober 2016.
Tindakan tak bertanggungjawab ini dikatakan telah mengungkap wajah sejati milisi Houthi, dan membuktikan perselisihan sektarian. "Ini didorong oleh Iran, melalui boneka mereka di wilayah tersebut, yang telah berkampanye sebuah hasutan sektarian terhadap Kerajaan Arab Saudi," kata seorang pejabat pemerintah Yaman yang disampaikan ke Arab News.
Pejabat Yaman itu mengatakan, serangan serta kecerobohan milisi Houthi tentu mencerminkan hubungan mereka dengan skema Persia yang destruktif terhadap orang-orang Arab, dan semua umat Islam, serta tempat suci umat Muslim.
"Tindak pidana ini adalah provokasi terhadap perasaan lebih dari satu miliar umat Islam di seluruh dunia. Ini tidak akan menghalangi Kerajaan dari usahanya untuk mengusir keluar siapa pun yang mencoba untuk merusak keamanan dan stabilitas negara dan warganya," tambah Dewan Syura Abdullah Al-Ashiekh sembari meminta parlemen dunia, terutama di negara-negara Islam, mengutuk agresi ini.
Sementara itu, Kepala GCC Abdullatif Al-Zayani mengatakan, penyerangan brutal ini tentu melanggar kesucian Arab Saudi. Termasuk provokasi terhadap perasaan umat Islam, dan mengabaikan situs suci Islam.
"Banyaknya kecaman merupakan bukti penolakan Houthi, untuk mematuhi kehendak masyarakat internasional dan keputusan, untuk menerapkan gencatan senjata yang ada, dan upaya tak kenal lelah untuk mencapai solusi politik untuk krisis di Yaman," kata dia.
Sebelumnya, kelompok militan Houthi telah menembakkan roket dengan target kota suci Mekah. Pasukan Koalisi Arab mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa roket itu jatuh sekitar 65 kilometer dari Mekah. Sebagai balasan, jet tempur pasukan koalisi langsung menyerang dan menghancurkan lokasi peluncuran roket di Saada.
Sementara itu, Perdana Menteri Yaman, Ahmed Obeid bin Daghr, mengatakan ada negara Iran di balik serangan tersebut. Iran dikatakan telah melatih ribuan pejuang Houthi di Iran dan Beirut, Lebanon, yang justru membuka jalan bagi agresi milisi pemberontak.
"Perang di Yaman tidak dimulai pada tanggal 26 Maret 2015. Tapi dimulai ketika Houthi mengangkat senjata melawan pesaing politik mereka terhadap negara dengan dukungan nyata dari Iran. Mereka jelas-jelas melatih 6.000 milisi Houthi," kata Bin Daghr.