Sepanjang 2016, 3.800 Pengungsi Tewas di Laut Mediterania
- Marina Militare/Handout
VIVA.co.id – Setidaknya 3.800 pengungsi dilaporkan meninggal dunia di Laut Mediterania, ketika dalam perjalanan mencoba untuk mencapai Eropa. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengungkapkan, 2016 merupakan tahun paling mematikan bagi pengungsi.
"Kami menerima banyak laporan korban pengungsi tewas di Mediterania tahun ini. Setidaknya 3.800 orang tewas dalam perjalanan mencapai Eropa. Ini adalah suatu angka yang sangat memprihatinkan," kata Juru Bicara UNHCR, William Spindler, dikutip Al Jazeera, Kamis, 27 Oktober 2016.
Pada pekan ini, jumlah pengungsi tewas banyak ditemukan di lepas pantai Libya. Penjaga perbatasan Uni Eropa memperingatkan bahwa misi penyelamatan yang dilakukan di dekat Afrika utara, adalah suatu misi yang cukup berbahaya.
Lembaga amal Doctor Without Borders (MSF) mengatakan salah satu kapal penyelamatannya baru-baru ini menjemput 25 jasad dari 107 korban dari perahu karet yang penuh sesak, sekitar 48 kilometer di lepas pantai Libya.
"Operasi penyelamatan pengungsi ini dapat dikatakan membahayakan, juga memprihatinkan di mana banyak korban tewas terombang-ambing dan tenggelam di lautan lepas," kata ketua MSF, Stefano Argenziano.
Tewasnya pengungsi sebagian besar disebabkan terlalu banyaknya jumlah penumpang yang penuh sesak di dalam kapal yang rapuh. Kelebihan beban ini membuat kapal, yang kondisinya juga memperihatinkan, mudah terbalik dan tenggelam di Mediterania. UNHCR juga menilai cuaca buruk, kondisi kapal yang tak layak, serta rute pelayaran yang salah juga menjadi faktor meningkatnya angka kematian di laut.
Kesepakatan antara Uni Eropa dan Turki yang sebagian besar menutup rute dari Timur Tengah ke Eropa melalui Turki, membuat pengungsi harus mengambil jalur lain dan menghadapi maut.