Duterte Ingin Filipina 'Bersih' dari Tentara Asing
- REUTERS/Erik de Castro/Files
VIVA.co.id – Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte mengaku ingin negaranya bebas dari tentara asing dalam kurun waktu dua tahun.
"Saya ingin berteman dengan Jepang dan China. Saya tidak membutuhkan senjata. Saya tidak ingin rudal didirikan di negara saya. Saya juga tidak perlu memiliki bandara untuk menjadi tuan rumah aksi pemboman," kata Duterte, saat berbicara di depan pebisnis Jepang, seperti dikutip situs Philstar, Rabu, 26 Oktober 2016.
Pernyataan ini merujuk pada keterlibatan militer Amerika Serikat di lima kamp utama militer Filipina.
Kehadiran mereka berada di bawah kesepakatan keamanan bersama yang ditandatangani Presiden Filipina terdahulu, Benigno Aquino III.
Alasan aliansi ini dibentuk sebagai penyeimbang kehadiran militer China di wilayah Laut China Selatan dan sekutu AS.
Duterte mengaku bahwa pemerintahannya kini tengah mengejar kebijakan luar negeri yang lebih bebas dan aktif.
"Saya mungkin telah 'merusak' perasaan beberapa pihak. Tapi kami akan bertahan tanpa bantuan Amerika. Mungkin kualitas hidup akan lebih rendah. Tapi seperti yang saya katakan, kita akan bertahan hidup," kata mantan Wali kota Davao berusia 71 tahun ini.
Duterte saat ini tengah berada di Jepang untuk melakukan kunjungan kenegaraan selama tiga hari. Selain dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Shinzo Abe, ia juga melakukan pertemuan dengan Kaisar Akihito.
Filipina ingin menarik lebih banyak lagi investor dari negeri Matahari Terbit, khususnya sektor perdagangan dan investasi.