Bantuan Pangan untuk Rohingya Diblokir Militer
- Reuters
VIVA.co.id – Pengiriman bantuan pangan yang rencananya akan dikirimkan bagi 80 ribu orang Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar, telah diblokir oleh militer setempat.
World Food Programme atau Program Pangan Dunia PBB biasanya membantu memberikan pasokan pangan kepada 80-85 ribu orang di Rakhine, yang berbatasan dengan Bangladesh. Namun pengiriman bantuan telah terganggu oleh pihak militer setempat yang melarang pasokan apapun melalui jalur itu.
Negara bagian Rakhine adalah wilayah di mana kelompok minoritas Muslim Rohingya di Myanmar mengalami banyak penganiayaan sejak kerusuhan terjadi tahun 2012 lalu.
"Ada penjagaan militer dimana-mana dan jam malam pun diberlakukan. Kita tidak bisa mengakses salah satu daerah yang terkena dampak di mana kami biasanya beroperasi," kata Arsen Sahakyan, petugas kemitraan WFP di Myanmar, seperti dikutip Al Jazeera, Kamis, 20 Oktober 2016
Menurut media pemerintah setempat, sejauh ini aparat keamanan telah menewaskan sedikitnya 30 orang sejak penyerangan di pos polisi beberapa waktu lalu.
Pihak aktivis juga mengatakan, militer telah melakukan banyak kekerasan, di mana mereka menembak mati warga sipil Muslim dan membakar desa-desa di sekitarnya. Meski demikian, pihak militer pun membantahnya.
Sampai saat ini ada sekitar 125.000 masyarakat Muslim Rohingya yang mengungsi dan dibatasi ruang gerak, pendidikan serta akses makanan di kamp-kamp pengungsi. Ketegangan baru-baru ini sempat meningkat antara masyarakat asli Buddha Rakhine dan Muslim Rohingya, di mana muncul kekhawatiran bahwa kerusuhan antara dua kelompok ini pun akan menyebar ke negara bagian lain.
Kebanyakan orang Rakhines, yang juga tergolong sebagai masyarakat miskin di Myanmar, sangat membenci bantuan internasional yang diberikan kepada Rohingya.
Pada tahun 2014, sebagian besar badan bantuan menarik diri dari negara itu, setelah umat Buddha setempat menggeledah kantor dan gudang mereka, serta menuduh mereka mendukung umat Islam Myanmar.