Kebiasaan Positif Bangsa Jepang Ini Wajib Ditiru
- VIVA.co.id/Fajar GM
VIVA.co.id – Negara Jepang memang identik dengan disiplin dan budaya malu yang tinggi. Ketika menginjakkan kaki di Tokyo, hal pertama yang terlihat adalah bersih.
Tak ada puntung rokok atau pun bungkus makanan ringan. Selain itu, yang mengherankan, tempat sampah umum di sana sangat jarang terlihat.
Hanya lokasi tertentu saja seperti mal dan stasiun kereta. Menurut Yoko Kodomaru, warga Yokohama, masyarakat Tokyo dan Jepang pada umumnya memiliki budaya selalu membawa sampah bekas konsumsi ke mana pun mereka pergi.
Ia mengatakan, 'keberadaan' tempat sampah umum merupakan hal yang tidak lazim di negeri Matahari Terbit. Bahkan, warga Tokyo enggan membuang sampah bekas konsumsi jika bukan tempat sampah umum.
"Tidak baik kalau kita buang sampah di situ. Karena, tempat sampah itu khusus untuk orang yang membeli di (toko kelontong) sana," kata Yoko (62), saat menemani wartawan peserta 'MRT Jakarta Fellowship Program' di Tokyo, Jepang, Rabu, 19 Oktober 2016.
Ia juga membenarkan tempat sampah umum adalah sesuatu yang tak lazim di Jepang.
Tak ada aturan buang sampah
Menurut wanita paruh baya asal Malang, Jawa Timur, yang sudah tinggal selama 36 tahun di Tokyo itu, bilang masyarakat di sini terbiasa membawa pulang sampah dan menumpuknya bersama sampah-sampah lain sebelum diambil petugas kebersihan.
Memang, sejauh mata memandang, dari Tokyo, Saitama, dan Nagoya. Baik di jalan raya, trotoar, fasilitas umum, dan setiap lokasi keramaian di ketiga kota tersebut dipastikan bebas dari sampah.
Hebatnya, tak nampak keberadaan tempat sampah umum di sana. Saat berjalan kaki dari kantor pusat kendali Tokyo Metro di daerah Koishikawa hingga Stasiun Myogadani yang jaraknya sekitar dua kilometer, hanya ada satu tempat sampah umum di trotoar.
Jepang sedari dahulu memiliki budaya bersih (VIVA.co.id/Fajar GM).
Namun, tempat sampah yang ada di depan sebuah minimarket itu bukanlah tempat sampah untuk pejalan kaki yang melintas.
Sejurus kemudian, ditemukan lagi tempat sampah lainnya di stasiun. Itu pun jumlahnya tak banyak. Tempat sampah hanya ada di beberapa titik, seperti peron, yang panjangnya kurang lebih 100 meter.
"Di sepanjang jalan saya pastikan tempat sampah tidak ada. Hanya ada beberapa saja di stasiun. Sampah harus dibawa pulang. Jadi, boleh dikatakan kalau orang Jepang ke mana-mana selalu membawa sampah," ujar Yoko.
Saking mengakarnya budaya membawa sampah ini, sampai-sampai pemerintah tidak mengeluarkan aturan yang mengharuskan warganya menjaga kebersihan lingkungan.
"Sudah sejak dahulu bangsa Jepang suka lingkungan yang bersih," tuturnya.