Thailand Beri Sanksi Sosial Warga yang Hina Kerajaan
- REUTERS/Athit Perawongmetha
VIVA.co.id – Menteri Kehakiman Thailand, Paiboon Koomchaya, meminta warganya bertindak terhadap orang-orang yang menghina kerajaan dengan cara diberi 'sanksi sosial'.
Namun, ia berjanji sanksi tersebut tidak sampai ke arah kekerasan. Hal ini menyusul wafatnya Raja Bhumibol Adulyadej pada Kamis, 13 Oktober lalu.
"Tidak ada cara yang lebih baik untuk menghukum orang-orang (yang menghina kerajaan) dengan cara memberi sanksi sosial," kata Koomchaya, seperti dikutip situs BBC, Rabu, 19 Oktober 2016.
Komentar Koomchaya ini muncul setelah beredarnya beberapa video tentang kerumunan warga yang main hakim sendiri atas orang-orang yang dianggap menghina kerajaan.
Thailand menetapkan masa berkabung selama satu tahun untuk menghormati mangkatnya Bhumibol Adulyadej pada usia ke-88 tahun, dan kepekaan meningkat di kalangan masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Antipenghasutan Kerajaan Thailand, atau biasa disebut lese majeste, mengkritik kerajaan tergolong kejahatan dan diancam dengan hukuman penjara maksimal 15 tahun.
Sejak pekan lalu, pemerintah negeri Gajah Putih meminta agar orang melaporkan kasus-kasus lese majeste kepada pihak berwenang dan meminta layanan internet mengawasi konten serta menghambat isi yang 'tidak layak'.
Video-video yang beredar di media sosial memperlihatkan para pendukung kerajaan mendorong orang-orang yang dianggap tidak mengungkapkan rasa dukanya secara benar.
Seorang perempuan dipaksa berlutut di depan foto mendiang raja dengan dikelilingi kerumunan orang setelah dia menulis komentar di Facebook yang dianggap menghina kerajaan.
Sementara seorang pria didorong sekelompok warga dan dipukul di bagian kepala. Belakangan dia dipaksa berteriak 'saya cinta raja' sementara orang-orang yang lewat memukul maupun menyumpahinya.