Flakka, Narkoba yang Bisa Bikin Orang Jadi 'Zombie'
- The Sun
VIVA.co.id – Dua orang dikabarkan koma, sementara 14 lainnya dirawat di rumah sakit setelah mengalami overdosis massal terburuk dalam sejarah Australia.
Sebuah narkoba jenis baru bernama "Flakka", diyakini berada dibalik penyebab overdosis 16 orang yang terjadi di Gold Coas, Queensland, sepanjang akhir pekan ini.
Flakka dilabeli 'narkoba paling menakutkan di Amerika Serikat', karena obat ini menyebabkan pengguna berhalusinasi hebat, mengalami kejang, bahkan membuat penggunanya melompat dari balkon dan melakukan pembunuhan.
"Ini adalah overdosis obat terparah yang pernah saya lihat dalam 24 tahun saya bekerja di Gold Coast," kata salah satu petugas medis Quuensland, Stephen Burns, seperti dikutip Daily Mail, Selasa, 18 Oktober 2016.
Para pemakai flakka kemungkinan tidak mengetahui bahwa ini adalah obat berbahaya. Mereka hanya diberitahu bahwa flakka adalah narkoba jenis biasa yang setara dengan ekstasi, heroin dan lainnya.
Namun, pengguna "flakka" segera menyadari bahwa obat ini adalah sesuatu yang berbeda dari jenis narkoba biasa. Bahaya menakutkan dari konsumsi obat terlarang ini terjadi selama sepekan kemarin.
Pada Sabtu pagi pekan lalu waktu setempat, paramedis menangani tiga orang yang mengonsumsi flakka usai menonton pertandingan sepak bola. Para pengguna tersebut ditemukan berhalusinasi dan berbicara tak jelas.
Beberapa jam kemudian, paramedis kembali dipanggil untuk menangani pecandu di Labrador, utara Gold Coast, untuk menangani delapan kasus berbeda.
Flakka sempat santer terdengar di AS pada 2013. Harganya berkisar AUS$7,5 (Rp75 ribu) per kemasan, dan bisa didapat dengan mudah secara online.
Narkoba berbau busuk ini diyakini memiliki efek 10 kali lebih kuat dari kokain. Bahan aktif flakka adalah stimulan sintetis yang disebut alpha-PVP, yang mirip dengan ekstasi.
Bagi yang mengkonsumsi jenis narkotika ini akan berperilaku seperti zombie yang kerap menjadi psikotik, berhalusinasi berlebihan, serta membuat penggunanya berlari-lari di jalan. Flakka biasanya dikonsumsi dengan cara dihisap, disuntik atau dihirup.