China-Filipina Sengketa Wilayah, Duterte Kunjungi Tiongkok
- REUTERS/Lean Daval
VIVA.co.id – Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte, dijadwalkan menunaikan kunjungan resmi ke China pekan ini. Dalam kunjungannya, Duterte direncanakan akan bertemu tiga petinggi negeri itu, yakni Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Keqiang, serta Ketua Kongres Nasional Rakyat Zhang Dejiang.
Seperti dikutip situs Philstar, Senin 17 Oktober 2016, kedatangan mantan Wali kota Davao ke negeri Tirai Bambu akan membahas isu sengketa di Laut China Selatan, selain investasi dan perdagangan.
"Kita akan berpegang pada keputusan yang telah ditetapkan pengadilan arbitrase internasional. Saya tidak bisa melampaui batas dari keputusan ini. Menyerahkan klaim maritim Filipina (ke China) sama artinya pemakzulan (kudeta) bagi saya. Jadi, salah satu cara yang kita lakukan adalah berdialog dengan China untuk membahas batas wilayah dan zona ekonomi," kata Duterte.
Menurutnya, klaim kedaulatan di Laut China Selatan adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar. Dengan begitu, dirinya akan memperbaharui hubungan persahabatan kedua negara melalui kunjungannya kali ini.
"Ini adalah kunjungan pertama Presiden Filipina ke Beijing sejak tahun 2011. Kami ingin memastikan kembali komitmen untuk meraih tujuan bersama bagi negara dan masyarakat," kata presiden berusia 71 tahun itu.
Pada 12 Juli 2016, pengadilan arbitrase internasional di Den Haag, Belanda, memutuskan bahwa sembilan garis putus-putus atau Nine Dashed Line, yang diklaim China mencakup 90 persen Laut China Selatan adalah tidak sah.
Pengadilan lalu memutuskan bahwa Filipina memiliki hak berdaulat atas Panganiban Reef, Ayungin Shoal, Recto Bank, serta wilayah Palawan, yang berada dalam sembilan garis putus-putus tersebut.
Selain China dan Filipina, sejumlah negara pesisir laut kaya minyak ini yang ikut mengklaim antara lain Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Taiwan.
(ren)