Kemlu RI: Pemboikotan Produk Israel Harus Ditindaklanjuti
- VIVA.co.id/Dinia Adrianjara
VIVA.co.id – Indonesia dan negara-negara sesama anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) pada pertengahan tahun ini telah menyerukan pemboikotan terhadap produk-produk Israel. Ini merupakan bentuk dukungan OKI terhadap kemerdekaan Palestina.
Dalam proses pelaksanaannya, telah dibentuk Office for the Boycott of Israel Products, yang berfungsi untuk mendata dan menindaklanjuti pabrik serta perusahaan mana yang memproduksi barang-barang tersebut. Namun sejak tiga tahun yang lalu, data ini terbilang usang dan belum diperbaharui lebih lanjut.
Pada pertemuan Konferensi Tingkat Menteri OKI ke-43 di Uzbekistan pekan depan, para delegasi menteri dijadwalkan akan membahas tindak lanjut pemboikotan tersebut. Beberapa produk yang telah masuk ke dalam daftar boikot antara lain seperti pertanian, alat keamanan, komunikasi, dan sebagainya.
"Kami lihat produknya sudah cukup lama dan tidak diperbaharui daftarnya. Kita tidak tahu mungkin produk yang kita pakai selama ini asalnya dari sana (Israel). Perlu kita lihat lagi supaya ada data komprehensif dan update," kata Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang Kemlu RI, Arko Hananto, Jumat 14 Oktober 2016.
Meski implementasinya belum dimulai kepada masing-masing negara anggota OKI, namun langkah ini perlu dilakukan sebagai cara untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan menjadi referensi bagi masing-masing negara.
"OKI sudah punya sikap untuk memboikot daftar produk ini. Nantinya hasil pembahasan akan disebarluaskan, supaya bisa diambil tindakan oleh masing-masing negara," ujar Arko.
Seperti diketahui, organisasi internasional beranggotakan 57 negara ini mulanya dibentuk sebagai reaksi terhadap terjadinya peristiwa pembakaran Masjid Al Aqsa pada 21 Agustus 1969 lalu. Hingga kini, Indonesia dan negara anggota OKI lainnya secara berkelanjutan meneruskan komitmennya untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
(ren)