Menagih Komitmen Spanyol Tampung Pengungsi
- VIVA.co.id/AFP
VIVA.co.id – Negara-negara anggota Uni Eropa menyepakati total angka pengungsi dan bagaimana metode pendistribusiannya. Hal ini tentu saja menyeret ikatan hukum perundang-undangan.
Terkait dengan hal itu, juru bicara Komisi Eropa, Tove Ernst, mengatakan konsekuensi jika Spanyol atau negara-negara Uni Eropa lainnya tidak memenuhi komitmen mereka dalam jangka waktu satu tahun ke depan.
"Secara keseluruhan, negara-negara anggota Uni Eropa harus merelokasikannya dengan cepat seperti apa yang telah diekspektasikan. Kami melaporkan setiap bulannya dan menghubungi negara-negara anggota tersebut secara berkala untuk mempercepat prosesnya," kata Ernst kepada Vice, dikutip Jumat 14 Oktober 2016.
Sementara Spanyol menghadapi tekanan dari berbagai penjuru untuk membuka kemungkinannya menerima pengungsi. Pengacara para pengungsi mengingatkan, negara juga membutuhkan langkah kelanjutan untuk mendukung para pengungsi yang telah tiba.
Pere Serra, Sekretaris Asil.cat, jaringan non profit dari beberapa organisasi-organisasi pengungsi di daerah Catalonia, mengatakan, Spanyol menyediakan dana yang kurang bagi para organisasi non profit itu untuk pengungsi tersebut. Padahal, Serra mengatakan, dari 2012 sampai 2015, Asil.cat telah menangani peningkatan jumlah pengungsi dari angka 2.500 ke 16.000 orang.Â
"Tidak ada tempat tidur lebih di Barcelona. Di satu sisi, kami hanya mempunyai 28 tempat tidur untuk 800 sampai 900 orang." katanya.Â
Para pengungsi yang memilih mencari suaka ke Spanyol mengaku punya berbagai pengalaman. Misalnya, salah satu pasangan dari Venezuela, yang memutuskan mengungsi ke Barcelona karena problem dalam rumah tangga mereka. Pasangan tersebut datang ke Spanyol dengan pertimbangan bahasa. Namun demikian, begitu datang ke Negeri Matador ini, mereka merasa frustrasi pada kurangnya kesempatan dan proses suaka yang lamban.
"Seorang pengacara memberitahu, kami harus menunggu keputusan dari pengadilan selama tiga atau empat tahun untuk memutuskan kasus suaka kami," kata perempuan, yang meminta namanya ditulis anonim.Â
Pencari suaka lainnya dari Ukraina dan Irak mengatakan, mereka tidak yakin apakah mereka ingin tinggal di Spanyol.
Barcelona dan referendum kemerdekaan
Serra mengklaim, Barcelona tidak disiapkan menjadi rumah pengungsi, tapi malah memanfaatkan momen diskusi pengungsi untuk mendorong kemerdekaan wilayah Catalonia. Diketahui, Catalonia telah lama berjuang untuk lepas dari Spanyol akan memberikan suara referendum kemerdekaan pada September mendatang, setelah tumbuh sentimen separatis di wilayah tersebut.
Sementara Ignaso Calbo, Koordinator Regufee City Barcelona dan Jaime Pastor, profesor politik University of Madrid, Spanyol menekankan masalah pengungsi bukan tentang status kenegaraan Catalonia, melainkan penanganan masalah hak asasi manusia baik di Catalonia atau pun di seluruh Spanyol.
"Ini benar-benar sebuah kebijakan berbasis hak. Kami selalu mengatakan itu pertanyaan dari kebijakan kota, bukan kebijakan partai, yang menjadi alasan mengapa semua tindakan dalam rencana disepakati oleh semua pihak. Dan aku terus memperbincangkan dengan kota-kota lain," kata Calbo.
Pastor mengatakan, dorongan tidak harus dilakukan dengan tema kemerdekaan. Tapi sebaliknya, katanya, seharusnya rakyat Spanyol harus punya sikap untuk menyambut pengungsi.
Laporan:Â Avra Augesty