Trump Akan Perketat Muslim Masuk ke AS
- REUTERS/Michelle McLoughlin
VIVA.co.id – Calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump ditanya seorang penonton yang hadir dalam Debat Capres AS kedua di Washington University, Missouri, AS, Minggu malam, 9 Oktober 2016, terkait pendapatnya soal Islamophobia.
Trump mengatakan bahwa Islamophobia adalah sebuah permasalahan, dan komunitas Muslim AS memikul tanggungjawab komunal untuk terorisme Islam. Maka dari itu, Muslim yang mengetahui adanya upaya-upaya teror, maka harus segera melaporkannya.
"Anda melihat (aksi terorisme) Orlando, San Bernardino, dan World Trade Center. Lihat Paris, dan itu hal yang mengerikan," kata Trump dalam Debat Capres AS kedua di Kabar Khusus tvOne, Senin, 10 Oktober 2016.
Capres dari Partai Republik ini heran isu Islamophobia ini tidak terlalu direspons serius Presiden Barrack Obama dan Hillary Clinton. Menurutnya, Hillary dan Obama tidak pernah tegas mengucap terorisme Islam radikal.
Moderator debat juga sempat mengkonfirmasi Trump, terkait wacananya yang akan melarang Muslim masuk ke AS. Meski tak menjawab secara langsung, tapi Trump menjawab bahwa itu telah diganti dengan kebijakan pemeriksaan ketat bagi siapapun yang akan masuk ke AS.
"Puluhan ribu orang akan masuk ke Amerika karena Obama dan (Hillary) Clinton, dan kita tidak tahu siapa mereka. Saya tidak ingin menambah masalah soal itu," ujarnya.
Sebaliknya, Hillary Clinton justru menganggap pernyataan Trump soal larangan Muslim di AS tidak bijak dan sangat berbahaya. Ia sepakat perang terhadap terorisme, namun tidak boleh melarang orang masuk atau tinggal di AS hanya karena agamanya.
"Kita tidak berperang dengan Islam, dan mereka (Muslim) memiliki tempat di negara ini," tegas Hillary