'Open Mosque Day', Upaya Muslim Jerman Pulihkan Citra Islam
- REUTERS/Ina Fassbender
VIVA.co.id – Di tengah teror dan protes penolakan, tak membuat umat Muslim di Jerman sakit hati dan menutup diri. Mereka justru sebaliknya.
Komunitas Muslim Jerman membuka pintu masjid lebar-lebar untuk bagi non-Muslim untuk mendorong dialog interaktif serta membantu mengatasi kesalahpahaman tentang Islam.
Melansir situs Anadolu Agency, Selasa, 4 Oktober 2016, hampir 1.000 masjid di seluruh Jerman ambil bagian dalam kegiatan "Hari Masjid Terbuka" (Open Mosque Day). Kegiatan ini sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Islam Jerman.
Atase Pelayanan Keagamaan Turki di Berlin, Imam Ahmet Fuat Candir, mengatakan konflik yang terjadi di Timur Tengah disertai serangan teroris di beberapa negara telah memicu ketakutan dan sentimen anti-Muslim di Jerman.
"Cara terbaik untuk menghilangkan rasa takut tentang Islam adalah membuka dialog seluas-luasnya. Untuk membuktikan kalau Islam bukan apa yang mereka lihat di televisi. Islam adalah agama damai dan cinta," katanya, bercerita di Masjid Sehitlik, Berlin, ibu kota Jerman.
Selama acara berlangsung, Imam Candir membuat presentasi serta sesi tanya jawab pengunjung mengenai agama Islam dan budaya.
Jerman memiliki populasi 81,8 juta jiwa. Terdapat empat juta Muslim mendiami Jerman atau jumlahnya kedua terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Di antara empat juta Muslim di negeri itu, tiga juta diantaranya berasal dari imigran Turki.
Seperti diketahui, tahun lalu saja hampir satu juta migran dari Timur Tengah dan Afrika tiba di Jerman. Kehadiran para migran mendapat penolakan dari kalangan kelompok sayap kanan radika seperti Partai Alternatif Jerman (AFD).
Bagi mereka, Islam tak sesuai dengan konstitusi. Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeble, yang juga sekutu Kanselir Jerman Angela Merkel, meminta Muslim Jerman untuk mengembangkan apa yang dinamakan "Islam Jerman" dengan berbasis liberalisme dan toleransi.
Menurut Wolfgang, migran yang masuk - mayoritas Muslim - merupakan tantangan bagi pemerintahannya saat ini. Ia mengatakan butuh pemahaman sesama warga Jerman apa pentingnya buat mereka, dan bagaimana para penduduk bisa tinggal.