AS Pilih Abaikan Duterte
- REUTERS/Lean Daval Jr
VIVA.co.id – Para pejabat AS memilih mengabaikan semua ucapan Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Orang pertama di Filipina itu kerap melontarkan retorika bermusuhan terhadap AS.
Seorang pejabat AS mengatakan, Amerika Serikat berusaha untuk tak memberikan kesempatan pada Duterte untuk terus melontarkan retorika permusuhannya pada AS, misalnya pada kasus kerja sama militer dan kasus-kasus lain. AS beranggapan, sampai saat ini belum ada tindakan resmi dari pemerintah Filipina untuk menarik kerja sama militer mereka dengan AS.
Dua pejabat AS mengatakan, jika mereka menghentikan sementara hubungan dengan Filipina, maka tindakan itu akan membuka kesempatan pada China untuk berkembang lebih agresif di Asia. Hingga saat ini, menurut kedua pejabat itu, tak ada diskusi serius di AS untuk mengambil sikap soal komentar-komentar dari Duterte.
"Dia seperti Trump," ujar pejabat senior di Asia Tenggara. "Ia sangat membutuhkan perhatian. Dan semakin ia mendapatkannya, semakin ia keterlaluan. Jadi lebih bijak jika memilih mengabaikan dia," ujar pejabat tersebut, seperti diberitakan oleh Reuters, 4 Oktober 2016.
Duterte berulangkali melontarkan ucapan-ucapan yang menunjukkan rasa tak sukanya pada AS. Bulan lalu ia menyebut Obama sebagai "anak pelacur." Ucapan itu membuat Obama marah dan membatalkan pertemuan.
Ia juga sempat mengatakan bahwa latihan militer bersama AS dan Filipina telah membuat China marah. Ia mengaku akan segera mengakhiri latihan bersama tersebut. Kemarin, Duterte juga menyamakan dirinya dengan Hitler dan mengaku bangga ingin membantai tiga juta pelanggar narkoba di Filipina.
Selain itu Duterte juga menyampaikan ia mendapat dukungan dari Menteri Luar Negeri Rusia Dmitri Medvedev dan seorang pejabat China yang tak ia sebutkan identitas. Dukungan itu diterima Duterte setelah mengeluhkan tentang perbuatan AS.