Militer Filipina Ingin Gulingkan Duterte?
- Reuters/Erik De Castro
VIVA.co.id – Angkatan Bersenjata Filipina mengendus adanya rencana penggulingan atau kudeta terhadap Presiden Rodrigo Roa Duterte.
Dugaan sementara, dugaan kudeta berasal dari tubuh militer negeri itu. Pernyataan ini tengah diselidiki mendalam terkait laporan-laporan yang diterima pihak militer.
Melansir situs BBC, Rabu, 4 Oktober 2016, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Filipina, Brigjen Restituto Padilla, mengaku pihaknya tidak mengetahui apa pun terkait "pergerakan liar" di dalam tubuh angkatan bersenjata.
Namun demikian, ia dengan tegas mengatakan, militer "secara serius menyelidiki" laporan-laporan tersebut.
"Kami tidak mengetahui asal-usulnya tetapi belakangan muncul ‘suara-suara’ (kudeta) itu. Saat ini hanya itulah yang dapat saya katakan sekarang. Kami sangat serius menyelidikinya," kata Padilla.
Pada Sabtu lalu, Sekretaris Kabinet Leoncio Evasco mengatakan ia meyakini kudeta terhadap Duterte mungkin saja terjadi.
Alasannya, menurut dia, karena terdapat orang-orang yang tidak suka dengan cara memerintah mantan Wali kota Davao tersebut.
"Mereka ini adalah pihak-pihak yang selama ini menikmati keuntungan dari perdagangan narkotika atau faksi militer yang tidak senang melihat hubungan militer antara Filipina dan Amerika Serikat melemah belakangan," kata Evasco.
Kendati demikian, ia menambahkan jika kudeta kekuasaan tidak akan berhasil karena dukungan terhadap Duterte di Filipina sangat tinggi.
Sebelumnya, pada pertengahan September lalu, Duterte pernah menyebut 'kelompok kuning' telah mendeskreditkan dan mendakwa dirinya, serta mengklaim bahwa mereka berada di balik memanasnya hubungan Amerika Serikat dan Filipina.
Sebagai akibat dari pernyataannya yang menyebut Presiden Barack Obama "anak haram" pada KTT ASEAN di Vientiane, Laos.
Istilah 'kuning' adalah warna yang berhubungan erat dengan Partai Liberal pimpinan Wakil Presiden Filipina Maria Leonor "Leni" Robredo, yang juga partainya mantan Presiden Filipina, Benigno Aquino III.