Langka, Presiden Palestina dan PM Israel Berjabat Tangan
- Reuters
VIVA.co.id – Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, saling berjabat tangan dan berbicara saat pemakaman mantan Perdana Menteri Israel Shimon Peres, Jumat, 30 September 2016. Peres terkenal sebagai mantan Presiden dan Perdana Menteri Israel yang nyaris mewujudkan perdamaian Israel dan Palestina.
"Lama, sangat lama...," ujar Abbas kepada Netanyahu dan istrinya, Sara. Kalimat itu disampaikan Abbas selesai bersalaman dan berpelukan dengan Netanyahu, dan sesaat sebelum upacara pemakaman dimulai.
Diberitakan oleh Channel News Asia, 30 September 2016, dalam pidatonya, Netanyahu menyambut kedatangan Mahmoud Abbas dengan mengatakan, "atas nama rakyat kami dan atas nama kami, ini (kedatangan Abbas) adalah sesuatu yang sangat saya apresiasikan."
Bagaimanapun, kedatangan Abbas, yang melalui pos pemeriksaan keamanan di Ramallah, dan melewati wilayah pendudukan di Tepi Barat, layak dihargai lebih dari sekedar jabat tangan.
Keduanya sudah tak lagi duduk berunding sejak tahun 2010. Negosiasi antara Palestina dan Israel yang membeku sejak tahun 2014, isu pemukiman Israel di tanah Palestina, dan Palestina yang terus berjuang agar memiliki negara sendiri, membuat hubungan kedua pemimpin ini makin merenggang. Namun, pemakaman Simon Peres kembali mempertemukan mereka.
Mantan Perdana Menteri dan Presiden Israel Simon Peres meninggal dunia dua hari yang lalu karena stroke. Simon Peres mendapatkan Nobel Perdamaian karana upayanya mendamaikan tanah Palestina pada tahun 1990. Meski akhirnya upaya Peres gagal karena kesepakatan yang tak kunjung tercapai.
Saat upacara pemakaman, Abbas ditempatkan di kursi barisan depan. Ia duduk diantara Presiden Uni Eropa Donald Tusk dan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban. Sebelumnya, Presiden Barack Obama juga menyapa Abbas dan mencium pipi kiri dan kanan sebelum berlalu dan mengambil tempat duduk tak jauh dari Netanyahu. Simon Peres akan dimakamkan dengan upacara pemakaman Israel. Makamnya terletak diantara makam mantan Perdana Menteri Yitzhak Rabin dan Yitzhak Shamir.
(ren)