Duterte Kembali Beri Sinyal Putuskan Hubungan dengan AS
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id – Presiden Filipina Rodrigo Duterte menciptakan hubungan AS dan Filipina dalam ketidakpastian. Padahal selama ini Filipina adalah sekutu penting AS di Asia.
Diberitakan oleh Reuters, 29 September 2016, saat kunjungannya ke Vietnam, Presiden Duterte memberi pernyataan mengejutkan. Secara terbuka ia mengatakan, latihan militer AS dan Filipina yang segera diadakan pada 4 hingga 12 Oktober merupakan latihan bersama yang terakhir.
Pada pertemuan dengan komunitas Filipina di Hanoi, Vietnam, Duterte mengatakan tidak akan ada kesempatan untuk patroli bersama Angkatan Laut Filipina dengan Washington karena mereka mempertaruhkan dan menyeret Filipina ke dalam konflik dengan China.
Duterte mengatakan, ia berjanji untuk tetap menghormati perjanjian dengan Amerika Serikat, namun menurutnya, China menentang seluruh bentuk latihan laut bersama Filipina dan AS yang akan dimulai pekan depan. "Saya menyampaikan pemberitahuan saat ini kepada Amerika, ini adalah latihan militer bersama yang terakhir," ujar Duterte. "Latihan gabungan, Amerika-Filipina, ini yang terakhir," ujarnya.
Pernyataan Duterte ini dianggap memberi sinyal kuat atas nasib masa depan hubungan kuat antara AS dan Filipina. Selama ini AS mengandalkan hubungannya dengan Filipina sebagai cara untuk mengurangi pengaruh China di Asia yang semakin menguat. Namun Kementerian Luar Negeri Filipina lalu membantahnya dengan mengatakan pernyataan Duterte di luar konteks.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS John Kirby mengatakan, ia tak menerima pemberitahuan resmi apapun dari Filipina soal latihan bersama. "Fokus kami adalah pada hubungan baik hari ini dan melangkah lebih maju," ujar Kirby pada wartawan. "Kami merasa yakin semua ini sangat mungkin. Kami memiliki komitmen keamanan yang signifikan dengan Filipina. Kami komit untuk mempertemukan komitmen tersebut, dan memajukan hubungan ini," ujarnya menambahkan.
Awal pekan ini, Duterte juga membuat pernyataan mengejutkan dengan menyampaikan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama dengan China dan Rusia. Duterte juga bukan sekali ini melontarkan ketidaksukaannya pada Amerika. Akhir bulan lalu, ia pernah menyampaikan Amerika pernah melakukan kekejaman berabad lalu saat masih menjadi penjajah kolonial di Filipina.
Ia juga pernah mengatakan Obama sebagai "son of a bitch," sehingga Obama marah dan membatalkan rencana pertemuan mereka. Duterte juga berjanji akan menarik pasukan AS yang berada di Filipina selatan, karena keberadaan mereka telah mempersulitnya memberantas gerakan separatis militan.