Hillary Janji Intensifkan Serangan Udara atas Markas ISIS
- REUTERS
VIVA.co.id – Dalam debat perdana calon presiden Amerika Serikat telah selesai digelar di Hofstra University, Kota New York. Dalam debat ini, ketika membahas mengenai masalah keamanan, calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton berencana untuk mengintensifkan serangan udara terhadap ISIS.
Menurut Hillary, keberadaan ISIS menjadi ancaman bagi Amerika Serikat. Sehingga jika dia memimpin nanti, dia berjanji untuk meneruskan serangan pasukan di sana, dan menguatkan kerja sama dengan sekutu yang saat ini sudah dibangun sampai pimpinan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, tertangkap.
"Kita harus menjadikan ini prioritas utama kita," ujar Hillary dalam debat tersebut, seperti yang disiarkan tvOne, Selasa pagi 27 September 2016.
Peningkatan serangan udara di daerah penguasaan ISIS diharapkan bisa membuat organisasi itu keluar dari Irak, dan menekan mereka di Suriah.
Sementara di dalam negeri, Clinton juga menilai perusahaan teknologi informasi mesti lebih terlibat lagi dalam memerangi kejahatan di dunia internet. Hal ini karena ISIS selama ini juga menggunakan semua informasi di dunia maya untuk kepentingan mereka.
Komitmen Clinton untuk meneruskan serangan di Timur Tengah mendapat tentangan dari pesaingnya, calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump.
Menurut Trump, usaha Amerika Serikat dalam beberapa tahun di Timur Tengah adalah kesalahan. Sebab, sejak serangan terhadap Irak justru menciptakan ketidakstabilan kawasan.
Di lain sisi, mestinya semua negara di kawasan Timur Tengah dan Asia, berterima kasih pada Amerika Serikat dan membayar jasa negara itu dalam melindungi kawasan. "Kita tak bisa menjadi polisi dunia, kalau mereka tak mau membayar kita atas semua itu," ucap Trump dalam debat.
Tak hanya itu, Trump juga menilai seharusnya Amerika Serikat menguasai semua ladang minyak yang ada di Irak dan Libya, sebagai pembayaran untuk menjaga stabilitas di Irak pasca perang. Semua ladang itu kini beralih penguasaannya ke tangan ISIS, dan menjadi sumber pendanaan mereka.
Pada kesempatan ini, Trump juga menyebut Clinton dan kebijakan pemerintahan Barack Obama sebagai pemicu terbentuknya ISIS. Kata Trump, organisasi itu tak akan terbentuk jika militer AS tak ditarik dari Irak.
Clinton langsung menjawab, "Kebijakan itu dibuat Presiden Bush."
(ren)