Korsel Minta Korut Sadar Diri

Duta Besar Dubes Korsel untuk RI, Cho Tai-young.
Sumber :
  • Dokumentasi Puspen TNI

VIVA.co.id – Jumlah masyarakat dan pejabat tinggi Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan maupun "negara ketiga" semakin meningkat belakangan ini. Berdasarkan data kantor berita Reuters, selama Januari-Juli 2016 jumlah pembelot dari Korea Utara ke Selatan telah mencapai 814 orang.                               

Rayakan Natal Sendirian, Nita Gunawan Pilih Pergi ke Korea Selatan

Menanggapi hal ini, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Cho Tai-young, menegaskan bahwa hal ini harus dijadikan refleksi oleh pemerintah Korea Utara. "Kalau kita lihat kenapa pembelot dari Korea Utara ini terus meningkat dari negaranya? Pemerintah Korea Utara seharusnya sadar dan melihat adanya aksi ini."

"Mereka harus lihat bahwa komunitas internasional, termasuk Indonesia, sangat menentang program nuklir Korut," kata Dubes Cho kepada wartawan di Jakarta, Selasa 20 September 2016 .

Shin Tae-yong dan Misi Korean Wave

Dubes Cho menilai bahwa pemerintah Korea Utara seharusnya menggunakan uang serta sumber daya yang mereka miliki, untuk memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Bukan sebaliknya dengan mengembangkan program nuklir serta balistik yang tentunya mengancam perdamaian serta stabilitas di kawasan.   

"Mereka (Korea Utara) seharusnya cari teman, misalnya menjalin hubungan baik dengan negara lain. Mereka harus mendengar suara dari komunitas internasional. Namun sayangnya, mereka tidak mau mendengar," ujar Cho.                                 

Bursa Asia Perkasa Terdorong Lonjakan Saham Teknologi di Wall Street

Seperti diketahui beberapa waktu lalu Wakil Duta Besar Korea Utara di London bersama keluarganya "berkhianat" ke suatu negara ketiga. Tidak diketahui negara mana yang dimaksud.

Namun, istilah ini biasanya digunakan oleh media Korea Selatan untuk merujuk sebuah negara yang dekat dengan Korut atau Korsel.

(ren)

Lee Ji Eun alias IU.

Alasan IU Selalu Menolak Tawaran Kolaborasi dengan Musisi Internasional Ternyata Gara-gara Hal Ini

IU menjelaskan bahwa ketidakpercayaannya terhadap perbedaan bahasa menjadi alasan utama ia menolak berbagai tawaran tersebut.

img_title
VIVA.co.id
27 Desember 2024