KBRI Seoul Buka Klinik Curhat
- KBRI Seoul.
VIVA.co.id – Konsuler KBRI Seoul kini membuka layananan curhat. Layanan itu mereka beri nama Klinik Konsuler atau Klinik Curhat. Layanan ini adalah inovasi terbaru dari KBRI Seoul, setelah sebelumnya membuka berbagai inovasi dalam layanan dan perlindungan WNI di Korea, seperti M-KBRI Seoul, Mitra Indonesia Mandiri, Welcoming TKI baru, Warung Konsuler, juga percepatan layanan visa dan paspor.
Klinik Konsuler muncul sebagai jawaban atas kenyataan banyaknya masalah yang dihadapi oleh WNI namun tidak bisa diselesaikan secara formal. Karenanya, diperlukan sebuah pendekatan persuasif dan sangat personal. Bisa jadi yang dihasilkan bukan solusi paling mujarab, namun menciptakan sebuah “ketenangan” yang juga dibutuhkan oleh para WNI/TKI yang setiap hari harus bekerja. Klinik konsuler juga dibilang forum curhat bagi WNI Korea secara personal kepada para “dokter” yang sedang bertugas.
Menurut Minister Counselor M Aji Surya, KBRI menginisiasi Klinik Konsuler sejak pertengahan September 2016. “Para WNI dapat mendaftar untuk berkonsultasi mengenai permasalahannya secara bebas kepada tiga “Dokter Konsuler” dalam program yang diadakan setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima oleh VIVA.co.id, pada Selasa, 20 September 2016. “Pendekatan secara persuasif diharapkan dapat memberikan perspektif lain dalam melihat masalah atau mengurangi beban yang sedang dihadapi para WNI,” ujar Aji menambahkan.
Aji Surya mengatakan, Klinik Konsuler mendapat sambutan cukup baik dari WNI. Setiap hari praktek, setidaknya terdapat empat hingga lima WNI yang antre ingin berkonsultasi.
Sebagai informasi, beberapa WNI/TKI mengalami depresi akibat tekanan dan beban yang dihadapi, baik dari masalah keluarga, lingkungan kerja, pertemanan, dan lainnya. Bahkan tidak sedikit yang harus menjalani perawatan di rumah sakit jiwa atau beberapa berakhir dengan bunuh diri.
"Dengan adanya Klinik Konsuler tersebut, diharapkan potensi timbulnya kasus-kasus yang melibatkan kondisi psikologis seseorang dapat dikurangi. Melalui Klinik Konsuler juga, KBRI Seoul mendekatkan dirinya kepada WNI secara personal dan manusiawi, namun tetap menunjung tinggi peraturan yang berlaku.”
(mus)