Jepang Ingin Kontrol Laut China Selatan

Ilustrasi militer Jepang.
Sumber :

VIVA.co.id – Jepang semakin meningkatkan aktivitasnya di Laut China Selatan dengan menggelar patroli bersama dengan Amerika Serikat.

Muda-mudi Jepang Rayakan Hari Kedewasaan, Heboh Gila-gilaan

Selain itu, angkatan laut negeri Matahari Terbit ini juga melakukan latihan militer bersama, baik bilateral maupun multilateral, dengan angkatan laut negara regional.

Dilansir dari situs Reuters, Jumat, 16 September 2016, Menteri Pertahanan Jepang Tomomi Inada mengatakan, keterlibatan Jepang di perairan sengketa adalah bukti dukungan terhadap AS.

Demi Lolos Tes Narkoba, Wanita di AS Kirim Urine Anjing Peliharaan

Di sisi lain, Jepang juga memiliki sengketa terpisah dengan China atas pulau tak berpenghuni di Laut China Timur.

"Dalam konteks ini, kami sangat mendukung kebebasan navigasi yang diterapkan Angkatan Laut AS di Laut China Selatan. Saya tegaskan bahwa Jepang terus meningkatkan keterlibatan di sana (Laut China Selatan)," ujar Inada.

Gara-gara Foto Pangkalan Angkatan Laut AS, Pria Tiongkok Ditahan

Tak hanya itu, ia mengungkapkan, Jepang akan membantu kapasitas pertahanan negara-negara pantai di Laut China Selatan. Inada menyebutkan, pada bulan ini Jepang siap untuk memberikan kapal patroli baru untuk Vietnam.

Hal ini sebagai langkah terbaru untuk meningkatkan kemampuan penegakan hukum maritim dalam basis teritorial dengan China.

Selain Vietnam, Jepang juga telah menyiapkan dua kapal patroli besar dan meminjamkan lima pesawat pengintai untuk Filipina dalam menghadapi permasalahan kedaulatan di Laut China Selatan.

Sebelumnya, Inada pernah melontarkan kritik tajam kepada China atas sikap agresif militernya dalam sengketa teritorial yang berisiko memicu konflik terbuka.
 
"China telah dengan cepat menjadi aktif di perairan dan ruang udara di sekitarnya (Jepang), dan terus berusaha untuk mengubah status quo melalui kekuatan," ujar Inada. (ase)

Bunuh 19 Penyandang Cacat, Pria Jepang Dihukum Gantung

Kasus ini adalah salah satu pembunuhan massal terburuk di Jepang.

img_title
VIVA.co.id
17 Maret 2020