Menlu Retno Kritik Gerakan Non Blok, Saatnya Berubah
- ANTARA/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Retno Marsudirini mengritik keras peran Gerakan Non Blok di dunia global. Di Abad 21 ini, GNB harusnya bisa berperan banyak dan memainkan peran strategis. Mengubah pola pikir mutlak dilakukan.
Kritik Menlu disampaikan dalam Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri jelang KTT GNB di Caracas, Venezuela. GNB, kata Menlu, harus menjadi mitra global yang bertanggung jawab dan memberi manfaat bagi rakyatnya.
Tema KTT kali ini adalah "Perdamaian, Kedaulatan dan Solidaritas bagi Pembangunan", di mana merupakan prinsip dasar dari pembentukan GNB. Namun, setelah 55 tahun dibentuk, dunia masih saja dibayangi minimnya perdamaian serta belum tercapainya kedaulatan serta solidaritas.
Menurutnya, masih banyak tantangan yang dihadapi dunia saat ini. Seperti ketidakseimbangan politik dan ekonomi global, krisis pengungsi, ancaman terorisme, radikalisme dan ekstremisme,. “Serta konflik dan ketidakpercayaan antarnegara, termasuk sesama anggota GNB," kata Menlu Retno, melalui keterangan pers, Jumat, 16 September 2016.
GNB, ia menegaskan, harus mengubah pola pikir agar berwawasan luas, pragmatis, inovatif dan efisien. Untuk mewujudkannya, mantan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda ini mendorong tiga langkah nyata.
Pertama, GNB perlu memperkuat semangat multilateralisme di mana seluruh negara memiliki suara yang sama. Kedua, GNB harus memberikan kontribusi terhadap upaya penanganan tantangan ekonomi melalui kemitraan global yang melibatkan semua pihak. Ketiga, dengan melakukan benah diri internal terkait cara kerja GNB, agar tidak terjebak menjadi "talk shop organization".
"Berbenah diri sangat diperlukan agar GNB menjadi organisasi yang memiliki kredibilitas tinggi, relevan dan efektif dalam penanganan masalah global. Seluruh anggota GNB harus menjadi pemimpin dengan memberi contoh untuk memastikan bahwa nilai-nilai yang diperjuangkan juga bisa diterapkan di negara masing-masing," tegas Retno.