Sadisnya Penyiram Air Keras ke Tiga Gadis Remaja di India
- Wikipedia
VIVA.co.id – Tiga gadis remaja di India bagian timur menjadi korban penyiraman air keras tak lama setelah pertama kalinya adanya tuntutan hukuman mati terhadap penyiram air keras kepada seorang perawat yang mengakibatkan kematian.
Tiga gadis remaja tersebut disiram oleh tiga orang pria yang menggunakan mobil. Pada saat kejadian yaitu Minggu, 11 September waktu setempat, tiga siswa perempuan itu diketahui baru pulang dari sekolah dan sedang menunggu bus di sebuah halte.
"Kendaraan dan tiga orang pelaku kini sudah ditahan yaitu seorang sopir dan dua lainnya dan kasusnya kini sedang diproses," kata Deputi Komisioner Polisi, Satyabrata Bhoi kepada Asian News International sebagaiman dikutip oleh Reuters, Senin 12 September 2016.
Sementara tiga orang korban diketahui sedang dirawat secara serius di rumah sakit. Penyerangan dengan air keras memang menjadi masalah pelik di India. Pada tahun 2015 dicatat ada 222 kasus penyiraman air keras kepada perempuan. Tahun sebelumnya bahkan lebih banyak hingga 309 kasus.
Aktivis perempuan menilai perhatian otoritas masih sangat kurang dalam menuntaskan kasus kekerasan tersebut. Diperkirakan jumlahnya sebenarnya lebih banyak namun tidak semua korban maupun keluarganya mau melaporkan.
"Selain tak ada aturan tegas, disayangkan pula mudahnya memperoleh bahan kimia seperti asam sulfat di negara ini," kata Pengacara Hak Perempuan, Abha Singh.
Penyiraman air keras kepada tiga perempuan remaja itu terjadi tak lama setelah adanya penjatuhan hukuman perdana kasus penyiraman air keras terhadap seorang perawat bernama Preeti Rathi (23) yang disiram air keras di dalam perjalanan di sebuah bus oleh seorang tetangganya yang bernama Ankur Pawar setelah lamaran Pawar ditolak. Sedianya perempuan tersebut akan menjadi perawat di Kesatuan Angkatan Laut India.
Kasus penyiraman air keras terhadap Preeti Rathi yang kemudian tewas tersebut menjadi salah satu tonggak naiknya kasus sejenis ke pengadilan setelah ratusan kasus di India selama ini yang tak pernah dibawa ke meja hijau.