Kesal Pada Imigran, Warga Prancis Protes Pemerintah
- REUTERS/Charles Platiau
VIVA.co.id – Ratusan warga Calais memblokir jalan dan memprotes pemerintah atas kehadiran imigran di wilayah mereka. Menurut pemrotes, kehadiran imigran di wilayah Calais telah merusak tatanan sosial di kota tersebut.
Warga Calais menuntut pemerintah Prancis agar menutup kamp imigran di wilayah tersebut. Warga Calais, terutama mereka yang berprofesi sebagai pengemudi truk merasa frustrasi dengan upaya imigran yang berusaha menaiki truk agar bisa menyelinap ke Inggris melalui jalur terowongan "Eurotunnel."
Dikutip dari Reuters, Senin, 5 September 2016, pengemudi truk, petani dan warga lainnya melampiaskan kemarahan mereka dengan memblokir jalan. Otoritas setempat menyerukan agar pengguna jalan menghindari wilayah tersebut. Pemblokiran jalan dilakukan warga untuk melumpuhkan lalu lintas pada rute yang digunakan imigran untuk mencapai Inggris.
Kemarahan warga Calais pada pengungsi memuncak setelah jumlah penghuni kamp semakin meningkat. Hingga saat ini, jumlah pengungsi yang berasal dari Afrika dan Timur Tengah itu diperkirakan telah mencapai sekitar 8.000 orang. Imigran terus berupaya memasuki Inggris meski pemerintah yang berwenang telah berusaha memperketat keamanan dan menutup separuh kamp tersebut. Para pengemudi truk marah karena imigran yang terus berupaya menaiki truk mereka untuk menumpang. Imigran dikabarkan berusaha melambatkan jalan truk dengan menebar ranting dan kayu. Sementara pedagang lokal di Calais mengatakan para imigran telah mengganggu perekonomian dan merusak citra kota mereka.
Namun para penentang mengaku mereka tidak anti imigran. Mereka hanya ingin pemerintah memberikan penangangan yang baik. "Jangan sampai langkah kami disalahpahami. Kami tidak menentang imigran. Kami hanya mengecam pemerintah karena tidak membuat keputusan yang baik," ujar Frederic Van Gansbeke, organisator kelompok demonstran, seperti dikutip dari VOA, Selasa, 6 September 2016.
Menanggapi aksi tersebut, Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan pemerintah akan segera melakukan tindakan sesegera mungkin untuk mengatasi masalah tersebut.