- ANTARA
VIVA - Indonesia mengusulkan peningkatkan kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi dengan Meksiko dalam mengantisipasi dan mencegah wabah penyakit berbahaya seperti flu babi, flu burung dan demam berdarah. Pasalnya, kedua negara sama-sama tengah bermasalah dengan penyakit yang telah menewaskan banyak jiwa di manca negara itu.
Demikian menurut Direktur Jenderal Amerika-Eropa dari Departemen Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi. "Indonesia dan Meksiko memiliki kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk saling bertukar informasi penanganan terbaik dalam mencegah dan mengatasi pandemik seperti virus H1N1, kata Marsudi usai bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Meksiko, Lourdes Aranda, di Jakarta, Senin 10 Agustus 2009.
Meksiko merupakan negara di mana wabah influenza A (H1N1) dilaporkan pertama kali pada Maret lalu dan telah menewaskan sedikitnya 130 orang. Kini, Indonesia juga bermasalah dengan meningkatnya pasien penyakit yang populer disebut flu babi itu.
Marsudi mengharapkan peran aktif Departemen Kesehatan untuk melakukan pendekatan dan kerjasama yang intensif dengan Meksiko dalam mengatasi wabah penyakit mematikan itu. "Kerjasama tidak hanya pada wabah H1N1, tetapi juga flu burung dan demam berdarah. Jadi kita akan minta departemen kesehatan
kedua negara untuk mengkontak satu sama lain,” kata Marsudi.
Sementara itu, Aranda mengaku saat ini tidak begitu menghiraukan statistik jumlah penderita baru maupun korban yang tewas akibat wabah flu babi. “Saya tidak tahu persis berapa jumlah orang yang terinfeksi saat ini, tapi seperti WHO bilang, angka bukan yang paling penting. Yang penting kami tahu penyakit ini sangat menular dan yang lebih penting adalah bagaimana mengatasinya,” kata Aranda.
