Kisah Pilu Seorang Ibu yang Anaknya Dipenggal Abu Sayyaf

Militer Filipina saat berpatroli.
Sumber :
  • REUTERS/Romeo Ranoco

VIVA.co.id – Mila Falcasantos (60) sangat syok ketika menerima pesan teks dari telepon selulernya (ponsel) yang mengabarkan bahwa anaknya telah dibunuh dengan cara dipenggal kepalanya.

Ditjen Imigrasi Bakal Pulangkan Buronan Asal Filipina

Mila merupakan ibu dari Prajurit Satu Jison B. Falcasantos (28), satu dari lima belas prajurit Filipina yang tewas dalam operasi pemberantasan kelompok Abu Sayyaf, pada Senin sore lalu.

"Awalnya, saya mengirim pesan teks ke ponsel milik anak saya, Jison. Saya bilang ke dia, nak, apa kabarmu di sana?" kata Mila, seperti dikutip situs Inquirer, Rabu, 31 Agustus 2016.

Wapres Filipina Sara Duterte Bantah soal Rencana Pembunuhan Presiden Marcos Jr: Hanya Lelucon!

Menurut dia, rasa khawatirnya muncul ketika mendengar berita bahwa 15 personel dari angkatan darat tewas dalam serangan di Patikul, Provinsi Sulu, Filipina Selatan.

Jison sendiri merupakan prajurit dari Batalion Infanteri ke-35 Angkatan Darat Filipina.

Wapres Filipina yang Ancam Bunuh Presidennya Siap Hadapi Pemakzulan

"Saya mengirim pesan ke anak saya jam 18.40 hari Senin. Tapi, cukup lama pesan saya tidak dibalas olehnya," kata dia.

Ibu beranak tujuh ini semakin cemas sambil menunggu jawaban ke ponsel yang tidak kunjung dibalas. "Saking khawatirnya saya hampir tidak tidur malam itu," ujarnya.

Namun, pada 06.44 pagi waktu setempat pada Selasa, ponsel Mila berbunyi. Alangkah kagetnya Mila ketika membuka pesan teks.

"Anakmu sudah mati. Ia tidak memiliki kepala sekarang, karena kami sudah memenggal kepalanya hari ini (Selasa)," kata sosok yang tidak menyebutkan identitasnya dari ponsel anak ketiganya ini.

Tertegun, Mila lalu membalas kembali pesan teks tersebut. "Anda sangat tidak memiliki hati nurani."

"Memang. Kami tidak memiliki keraguan karena mereka (militer Filipina) adalah orang-orang yang datang ke daerah kami. Aku akan memotong kepala Anda juga)." 

Militer membantah

Karena takut sekali, kemudian Mila menelepon seorang kerabat, perwira militer di Jolo, dan melaporkan bahwa Jison Falcasantos adalah salah satu dari 15 tentara yang tewas karena kepalanya dipenggal.

"Dia melihat tubuh anak saya. Dua tentara lainnya, termasuk seorang perwira, juga telah dipenggal," kata Mila.

Ia pun berharap Presiden Rodrigo Duterte agar secepatnya mengakhiri ancaman Abu Sayyaf, sehingga tidak ada kehidupan lagi nyawa yang melayang.

"Saya paham risiko terburuknya menjadi tentara, ya, seperti ini. Tapi, saya tidak menyangka kalau anak saya menjadi salah satu korban," tuturnya.

Kendati demikian, berita pemenggalan kepala salah satu tentaranya dibantah oleh Juru Bicara Komando Militer Mindanao Barat (Wesmincom), Mayor Filemon Tan Jr."Tidak ada pemenggalan dari 15 tentara kita. Tidak benar itu," kata Tan.

Kelima belas militer yang tewas berada di Markas Wesmincom untuk upacara penghormatan terakhir dan pemberian penghargaan.

Sebagian besar dari mereka berasal dari Lanao del Norte dan Semenanjung Zamboanga. Keduanya di wilayah Filipina Selatan. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya