2 Mahasiswi Indonesia di Turki Dipastikan Tak Terlibat Makar
- Zimbio.com
VIVA.co.id – Tak terbukti terkait dengan kelompok Gullen, dua mahasiswi asal Indonesia yang ditahan pemerintah Turki akhirnya dibebaskan.
Berbagai upaya pendekatan yang dilakukan pemerintah RI akhirnya berhasil membebaskan Dwi Puspita Ari Wijayanti dan Yumelda Ulan Afrilian yang ditangkap oleh aparat keamanan Turki di Kota Bursa, pekan lalu. Keduanya dibebaskan setelah tidak terbukti memiliki kaitan dengan kelompok Hizmet/FETO yang ditengarai melakukan makar dengan mendalangi kudeta bulan lalu.
Keduanya diserahkan langsung oleh Jaksa Penuntut Umum kepada pejabat konsuler KBRI yang datang ke kota Bursah. Saat ini kedua mahasiswi tersebut berada di kediaman Duta Besar RI di Ankara.
"Mereka dalam keadaan sehat meski tampak kelelahan. Keduanya sudah sempat berbicara langsung dengan orang tua masing-masing melalui telepon", ujar Duta Besar RI di Ankara, Wardana, melalui keterangan pers, Jumat, 26 Agustus 2016.
Dwi dan Yumelda ditangkap pada 11 Agustus lalu di sebuah rumah yang dikelola oleh Yayasan PASIAD. Awalnya kedua mahasiswi tidak termasuk dalam target penangkapan. Namun karena berada dalam satu rumah dengan beberapa orang yang menjadi target, keduanya ikut ditangkap.
Pasca kudeta yang gagal di Turki, KBRI terus menyampaikan himbauan agar mahasiswa/pelajar WNI lebih berhati-hati, dat menghindari kontak dengan mereka yang terkait/terafiliasi ke ulama Fethullah Gullen dan segera keluar dari fasilitas-fasilitas yang dikelola oleh kelompok-kelompok yang terkait dengan itu.
KBRI juga terus berkomunikasi dengan Pemerintah Turki dalam rangka memastikan keselamatan seluruh WNI di Turki, khususnya para pelajar/mahasiswa penerima beasiswa PASIAD. Beasiswa PASIAD adalah beasiswa yang diberikan oleh sejumlah pengusaha Turki pada mahasiswa Muslim di Asia. Namun pengusaha yang tergabung dalam PASIAD dituduh terlibat dalam jaringan Fethullah Gullen.
Saat ini sekitar 35 pelajar/mahasiswa penerima beasiswa PASIAD ditampung di kediaman Duta Besar RI Ankara. Selain alasan keamanan, para WNI ditampung karena mereka sudah tidak lagi menerima uang beasiswa dari Yayasan PASIAD.