Ratusan Mahasiswa Indonesia di Turki Terancam Putus Kuliah
- DHA/ via REUTERS TV
VIVA.co.id – Situasi politik Turki yang sedang bergolak mengancam mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di sana. Ratusan mahasiswa RI yang menerima bea siswa terancam putus kuliah.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi mengungkapkan, hingga kini secara total terdapat 738 orang mahasiswa Indonesia yang ada di Turki. "Kemarin saya melakukan video conference dengan Duta Besar RI di Ankara. Dalam kesempatan itu dibahas mengenai mahasiswa kita yang mendapat beasiswa PASIAD, di mana keberadaan mereka, bagaimana kondisi mereka dan penanganannya seperti apa," kata Menlu Retno di Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2016.
Dari 738 orang, 248 orang di antaranya merupakan mahasiswa Indonesia penerima beasiswa PASIAD dan tersebar di 20 kota Turki. Istanbul merupakan wilayah yang paling banyak terdapat mahasiswa Indonesia yakni sebanyak 62 orang, kemudian di Ankara sebanyak 59 orang dan di Kayseri sebanyak 27 orang. PASIAD merupakan lembaga bentukan pengusaha-pengusaha Turki untuk membantu negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Berdasarkan data tersebut, pemerintah Indonesia mengakui telah menjelaskan konsekuensi serta situasi terkini di Turki kepada semua anak-anak penerima beasiswa, namun pilihan ada di tangan mahasiswa itu sendiri.
"Dari waktu ke waktu, Dubes kita memberikan bantuan yang sangat baik. Di antaranya menjalin komunikasi, mengecek keberadaan mereka, serta menyarankan mereka untuk meninggalkan tempat-tempat yang memang berhubungan dengan organisasi yang bermasalah dengan pemerintah," kata Retno.
Namun Retno menegaskan bahwa Indonesia tidak mencampuri politik dalam negeri Turki, melainkan berkonsentrasi pada perlindungan terhadap warga negara Indonesia.
Selain mendata keberadaan mahasiswa Indonesia di Turki, Kemlu RI juga memetakan data provinsi darimana mahasiswa penerima beasiswa tersebut berasal. Sejauh ini, Retno mengatakan, paling banyak mahasiswa Indonesia tersebut berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Aceh. Tujuan pemetaan ini adalah untuk lebih lanjut berbicara dengan Pemda setempat, mengenai kelangsungan pendidikan mereka di sana.
"Intinya adalah kita harus memetakan bagaimana dan kelanjutan pendidikan mahasiswa kita seperti apa. Karena sudah jelas bahwa beasiswa dari PASIAD sudah ditiadakan, sehingga penanganan ini harus kita upayakan secara maksimal," ujarnya.