PM Kanada Tak Setuju Pelarangan Burkini
- Reuters/Chriss Wattie
VIVA.co.id – Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menolak pelarangan burkini dan membela hak-hak individu serta kebebasan memakai simbol agama di negaranya.
Pernyataan Trudeau ini menjawab kontroversi di Prancis dan Jerman yang melarang pemakaian burkini.
"Kami menghormati keragaman budaya dan toleransi. Itulah Kanada," kata Trudeau, seperti dilansir situs Alarabiya, Selasa, 23 Agustus 2016.
Ia juga menyerukan untuk menghormati hak-hak individu dan pilihannya. Sebelumnya, beberapa anggota parlemen di Provinsi Quebec, Kanada, menyerukan melarang burkini, pakaian renang Islami yang menutup semua tubuh kecuali wajah, telapak tangan dan kaki, berikut 15 kota di wilayah tenggara Prancis.
Dari 15 kota itu, termasuk resor French Riviera, di kota Nice, yang menjadi target serangan teroris pada 14 Juli atau bertepatan dengan Bastille Day.
Provinsi Quebec, dengan ibu kota Quebec City, ini dahulu cukup lama berada di bawah kekuasaan Prancis, dan kini di bawah Kanada.
Bahasa utama mereka pun Prancis. Tak heran, mereka ikut melarang burkini lantaran "induknya" sudah menerapkan kebijakan tersebut.
"Di Kanada kita bisa berbicara tentang penerimaan, keterbukaan, persahabatan, dan pemahaman. Ini penting karena kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk," ungkapnya.
Trudeau juga mencermati pemerintah beberapa negara yang memberitakan toleransi tetapi pada faktanya justru bertindak untuk melemahkan hak-hak individu.
"Ini sangat ironi. Menoleransi seseorang berarti harus menerima hak mereka untuk eksis dengan syarat bahwa mereka tidak mengganggu kita terlalu dalam," tutur dia.