Profil Diplomat Pembelot Korut, Thae Yong Ho
- Communist Party of Great Britain (Marxist-Leninist)/via REUTERS TV
VIVA.co.id – Thae Yong Ho, Wakil Duta Besar Korea Utara di London, Inggris, akhirnya memiliki Korea Selatan menjadi pelabuhan terakhir setelah memutuskan untuk membelot.
Melansir situs Reuters, Rabu, 17 Agustus 2016, Yong Ho dikenal sebagai diplomat yang cukup akrab dengan pers Inggris. Ia berperan penting sebagai "titik tumpu" bagi koresponden Inggris untuk bepergian ke Pyongyang, ibu kota Korea Utara.
Peran nyata Yong Ho adalah ketika wartawan negeri Ratu Elizabeth II itu berhasil meliput acara Kongres Partai Buruh, beberapa waktu lalu.
"Saya tidak menyalahkan wartawan. Jika mereka (media Inggris) menyiarkan (Korea Utara) seperti itu (yang baik-baik), maka para editor media massa (TV maupun surat kabar) pasti akan mengubah," ungkapnya.
Menurutnya, semakin ditutup-tutupi informasi yang sebenarnya, maka media Inggris akan menciptakan sebuah cerita yang mengejutkan. "Inilah yang paling ditunggu publik Inggris," tutur dia.
Kedutaan besar merupakan kediaman sekaligus tempat bekerja Yong Ho. Lokasinya berada di Gunnersbury, London Barat.
Kalem, namun berapi-api
Selama menjadi diplomat di Inggris, ia telah banyak melakukan pertemuan dengan Partai Komunis Inggris.
Ketika berpidato, Yong Ho dikenal gayanya yang kalem namun berapi-api, serta selalu "mempromosikan kebaikan" Korea Utara.
Tak heran memang mengapa ia pandai berbicara. Sebab, Yong Ho memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman sebagai diplomat, baik di Inggris dan Uni Eropa.
Mengutip arsip Parlemen Eropa, Yong Ho juga bergabung dengan delegasi Korea Utara di Brussels, Belgia, "ibu kota" Uni Eropa.
Ia memiliki anak bernama Thae Kum Hyok (19) atau dikenal sebagai "Kum Thae". Kum Hyok diketahui bersekolah Acton High School, di mana lokasinya tak jauh dari kedutaan atau bisa dengan berjalan kaki.
Menurut teman sekolahnya, Kum Hyok memiliki rumah di Imperial College, London, dan senang mempelajari matematika serta ilmu komputer.
Tak hanya itu, anak Thae ini seorang pencinta permainan strategi perang, CounterStrike, sampai-sampai ia mengukuhkan 368 jam hanya untuk bermain game selama setahun terakhir.
Nama alias atau akunnya di permainan itu "Korea Utara adalah yang terbaik" (North Korea is Best Korea). Namun, akun tersebut terakhir aktif pada 13 Juli lalu.