Handika Ditahan di Turki karena Lindungi Pendukung Gulen
- REUTERS
VIVA.co.id – Pembebasan Handika Lintang Saputra (21 tahun), mahasiswa alumni sekolah Semesta Bilingual Boarding School Semarang yang ditahan di Turki hingga kini masih belum jelas. Pihak sekolah bahkan belum mendapatkan update terakhir penanganan kasus alumninya yang ditahan pemerintah Turki tersebut.
Diketahui, Lintang ditahan karena dugaan melindungi para pemberontak yang berafiliasi pada Fathulah Gulen. Namun demikian, beberapa sumber menyebut Lintang hanya bertindak sebagai kepala asrama, yang bertanggung jawab atas rumah kediamannya bersama teman-temannya itu.
"Sampai saat ini (Kemenlu) belum kasih kabar, " kata Kepala Sekolah Semesta Semarang, Muh Haris saat dikonfirmasi VIVA co.id, Minggu, 14 Agustus 2016.
Menurut Haris, sekolah sejak beberapa waktu lalu terus mendampingi orangtua Lintang di Wonosobo, Jawa Tengah. Terakhir saat Lintang mengirimkan surat kepada orangtuanya terkait kondisinya yang tersangkut masalah di Turki.
"Surat itu dalam bahasa Jawa kita sampaikan. Katanya Lintang baik-baik saja di sana. Dan meminta orangtuanya agar tak terlalu khawatir, " jelas Haris.
Haris menyebut kondisi sekolah di Turki saat ini masih musim libur. Terlebih sejak insiden kudeta militer yang terjadi beberapa waktu lalu dan cukup membuat situasi Turki masih belum stabil.
"Sepertinya bulan September-Oktober nanti akan ada persidangan (kasus Handika Lintang). Tapi detailnya kita belum tahu, " kata dia.
Terkait sikap sekolah akan nasibnya di Turki, pihaknya mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Luar Negeri. Meskipun saat pertemuan alumni pada Sabtu, 13 Agustus 2016 kemarin, sempat muncul akan adanya sikap alumni untuk mengupayakan pembebasan Lintang melalui beragam cara. Salah satunya menyewa pengacara dan melobi pemerintah di Turki.
"Kalau saya sekolah sebenarnya tidak usah banyak turut campur. Karena ini lobi antara kedua negara. Kita juga ingatkan alumni agar jaga jarak terkait kasus ini, " ujarnya.
Seperti diketahui, Handika Lintang Saputra, mahasiswa yang mendapat beasiswa belajar S1 di Turki ditahan aparat keamanan Turki sebelum kudeta meletus.