Penembakan Dua Ulama di New York Terprovokasi Trump?
- REUTERS/Nancy Wiechec
VIVA.co.id – Pascapenembakan dua ulama Muslim, Imam Maulama Akonjee (55) dan Thara Uddin (64), suasana Masjid Al Furqon Jame di Ozone Park, Queens Borough, New York, ramai dipadati warga.
Usai berdoa bersama, warga berorasi di depan Masjid Al Furqon yang berlokasi di perempatan Jalan Glenmore Avenue dan 77 Street, menuntut penegakan hukum atas tewasnya dua ulama yang dihormati tersebut.
Mereka juga meyakini bahwa penyebab penembakan disebabkan faktor Islamophobia yang dihembuskan salah satu calon Presiden Amerika Serikat melalui kampanyenya yang berjanji akan melarang muslim masuk AS jika dirinya terpilih.
Akonjee merupakan warga negara Bangladesh yang baru beberapa tahun datang ke New York, dan dipercaya menjadi Imam di Masjid Al Furqon.
"Ia memiliki tiga orang anak dikenal berperilaku baik dan tidak memiliki musuh. Barang dan uang yang dibawanya pun masih utuh. Kami berharap pelaku segera ditangkap," kata seorang warga muslim New York, seperti dilaporkan tvOne, langsung dari New York, AS, Minggu, 14 Agustus 2016.
Oleh karena itu, warga menduga kedua imam tewas akibat Islamophobia. Imigran Bangladesh merupakan salah satu yang paling cepat berkembang di AS. Saat ini diperkirakan sekitar 100 ribu warga keturunan Bangladesh mendiami kota New York.
Seperti diketahui, pada Desember 2015, Capres Republik, Donald Trump, secara tegas akan melarang muslim mendatangi AS. Jika ia terpilih maka akan mengubah kebijakan imigrasi.
Trump dituduh mengeksploitasi ketakutan atas Islam untuk tujuan-tujuan politik.
"Ini bukan tentang Amerika. Tapi dia (Trump) telah menciptakan stigma Islamophobia di kalangan warga Amerika. Dialah yang harus disalahkan," kata warga lokal bernama Khairul Islam (33).