RI Prihatin Tindakan China di Wilayah Sengketa
- Reuters
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia sangat menyayangkan tindakan China yang membangun hanggar pesawat serta pembangunan fasilitas militer lainnya di wilayah Laut China Selatan. Pasalnya, upaya tersebut dinilai mengganggu perdamaian dan stabilitas di kawasan.
"Indonesia dan negara anggota ASEAN telah menyepakati komitmen untuk terus menjaga stabilitas keamanan di kawasan. Itu pada dua pekan lalu. Jadi, kita berharap semua negara, termasuk China, bisa menjaga kesepakatan itu," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2016.
Menurutnya, apabila stabilitas kawasan terganggu, sektor perdagangan dan pembangunan ekonomi bakal terimbas dampaknya.
Oleh karena itu, lanjut Arrmanatha, kontribusi semua negara menjadi hal penting untuk mendukung kesepakatan berjalan dan ditaati.
Lembaga think-tank (wadah pemikir) di Washington DC, CSIS, mengungkap foto satelit terbaru yang menunjukkan pembangunan hanggar pesawat milik China di wilayah sengketa.
Gambar yang diambil pada akhir Juli lalu itu menunjukkan, hanggar yang dibangun di Fiery Cross, Subi dan Mischief Reefs di Kepulauan Spratly, memiliki ruang untuk menyimpan jet tempur Angkatan Udara China.
Selain China, Vietnam juga diketahui secara diam-diam membentengi beberapa pulau di wilayah Laut China Selatan, dengan peluncur roket baru yang mampu menyerang landasan pacu China dan instansi militer di seluruh rute perdagangan.
Diplomat dan pejabat militer mengatakan, pasukan intelijen Hanoi telah mengirimkan peluncur dari daratan Vietnam ke lima pangkalan di Kepulauan Spratly dalam beberapa bulan terakhir.