Kemlu RI: Soal Peta Palestina, Percaya PBB Bukan Google Maps
- Motherboard
VIVA.co.id – Google tengah menjadi perhatian dunia lantaran menghapus nama Palestina dari peta Google Maps dan menggantinya dengan Israel.
Penghapusan tersebut dilakukan pada 25 Juli 2016. Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir menegaskan bahwa sejak awal Google memang tidak pernah menulis Palestina di petanya.
Selain itu, menurut Arrmanatha, Google Maps merupakan peta yang digunakan untuk kepentingan perusahaan itu sendiri.
"Perlu dijelaskan bahwa Google Map bukan merupakan peta resmi dunia dan digunakan untuk kepentingan perusahaan itu sendiri. Jika ditinjau dari keterangan resmi PBB, Palestina adalah negara dengan status Non Member Observer State. Status negara ini juga berlaku bagi Vatikan," kata Arrmanatha kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2016.
Lebih lanjut Arrmanatha mengatakan bahwa keputusan Google untuk menghapus Palestina dari petanya tak perlu dihiraukan, karena status Palestina dalam pengakuan PBB sudah jelas.
Sebelumnya, Google juga dikritik keras oleh Forum Jurnalis Palestina. Dalam pernyataan yang dirilis pada Kamis pekan lalu, mereka menuding keputusan Google menghapus nama Palestina dari Google Maps merupakan bagian dari skema Israel untuk membuat legitimasi negara Zionis.
"Ini merupakan skema untuk membumikan nama Israel sebagai negara yang sah untuk generasi mendatang dan menghapus nama Palestina untuk selamanya," tulis pernyataan resmi forum tersebut.
Mereka juga menilai langkah penghapusan nama Palestina dari Google Maps itu dirancang untuk memutarbalikkan sejarah, geografi serta memalsukan hak rakyat Palestina atas Tanah Air mereka.
(ren)