Korban Khmer Merah Usir Pemain Pokemon Go dari Museum
- REUTERS/Kim Kyung-Hoon
VIVA.co.id - Korban kekejaman Khmer Merah yang masih hidup mengusir para pemain Pokemon Go dari sebuah museum di Kamboja, Rabu, 10 Agustus 2016. Para pemain itu berbondong-bondong mendatangi museum, yang sebelumnya adalah penjara bagi korban rezim yang paling kejam itu untuk menangkap monster digital.
Sejak aplikasi seluler tersebut secara resmi masuk ke Kamboja pada Sabtu, 6 Agustus 2016, maka penggemar game tersebut berbondong-bondong mendatangi tempat-tempat terkenal dalam beberapa hari terakhir.
Kedatangan rombongan pemain ini menimbulkan kemarahan setelah mereka juga mendatangi penjara Tuol Sleng, dimana sekitar 15.000 orang menjadi korban kekejaman Khmer Merah pada tahun 1975-1979.
"Ini adalah tindakan menghina jiwa-jiwa para korban yang meninggal di sana," Bou Meng, 76, salah seorang korban dari segelintir orang yang bisa selamat di Tuol Sleng, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 10 Agustus 2016.
"Ini adalah tempat penderitaan. Jadi sangat tidak tepat untuk bermain game di sana," katanya menambahkan. Ia juga menyerukan agar museum tersebut disingkirkan dari peta permainan.
Youk Chhang, Direktur Pusat Dokumentasi Kamboja, yang meneliti kekejaman Khmer Merah, menyetujui ucapan Bou Meng. "Museum ini bukan pusat perbelanjaan atau taman bermain untuk menangkap Pokemon. Ini adalah kuburan," kata Chhang.
Direktur Museum Genosida Tuol Sleng, Chhay Visoth, membenarkan banyaknya pengunjung yang datang untuk memainkan Pokemon Go di dalam tempat tersebut. Dia menambahkan, museum telah mengambil beberapa langkah untuk menghentikan orang-orang bermain game di sana, karena situs itu adalah tempat refleksi dari hal yang menyedihkan dalam sejarah Kamboja.
(mus)