Australia Siapkan Program 5.000 Doktor untuk Indonesia

Indonesia dan Australia
Sumber :
  • Viva.co.id/Dinia Adrianjara
VIVA.co.id
- Kedutaan Besar Australia dan Pemerintah Indonesia memperkuat kerjasama antarnegara di bidang pendidikan, melalui program Australian Technology Network of University (ATN).


Pemerintah Indonesia di bawah Kementerian Agama RI, khususnya Dirjen Pendidikan Islam, mengemukakan bahwa program ini merupakan salah satu bentuk ambisi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat studi Islam di masa mendatang.


"Pendidikan merupakan hal penting dalam pembangunan masyarakat di kedua negara. Melalui program ini, tentunya dapat berkontribusi besar dalam membantu pertumbuhan ekonomi dan memperkuat skill SDM di Australia dan Indonesia," ujar Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Justin Lee, di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2016.


Lee menyatakan bahwa bentuk kerjasama program pendidikan melalui beasiswa adalah hal yang sangat membantu mendorong kesempatan belajar kepada generasi muda.


Senada dengan hal ini, Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin, mengatakan, program ini menjadi upaya pemerintah dalam mewujudkan ambisi besar menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban Islam dunia.

Indonesia Ajarkan Australia Cara Tangani Terorisme

"Australia merupakan salah satu negara dengan mutu pendidikan terbaik di dunia, sehingga sudah menjadi target kami untuk mengirimkan mahasiswa Indonesia. Penandatanganan kesepakatan hari ini menjadi salah satu langkah untuk mewujudkan hal itu," kata Kamaruddin.
Indonesia dan Australia Intensif Bicarakan Terorisme


Wisatawan Indonesia dan Australia Cetak Sejarah
Melalui kesepakatan ini memungkinkan penerima beasiswa program bergengsi 5.000 Doktor Indonesia untuk belajar di universitas manapun di bawah konsorsium ATN yaitu QUT di Brisbane, University of Technology Sydney, RMIT University di Melbourne, University of South Australia di Adelaide dan Curtin University di Perth.

Ilustrasi kekerasan seksual.

Pelecehan Seksual Bayangi Anak Pengungsi di Australia

Pihak penjaga, juga orang tak dikenal menjadi pelaku utama.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016