Donald Trump Mangkir Dinas Perang Vietnam, Ini Alasannya

Donald Trump, capres unggulan Partai Republik
Sumber :
  • REUTERS/Lucy Nicholson

VIVA.co.id - Ada pepatah mengatakan, "mulutmu, harimaumu", yang artinya ucapan yang diungkapkan justru merugikan diri sendiri. Itulah yang dialami calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump.

Celoteh miliarder New York yang mencela habis-habisan Kapten Humayun Khan bersama kedua orangtuanya, Khizr dan Ghazala Khan, telah membuka tabir tersembunyi bahwa sang taipan ternyata mangkir dari dinas militernya untuk ikut Perang Vietnam.

Ketika AS memutuskan ikut serta dalam Perang Vietnam periode 1964-1975, militer negara itu menggelar wajib militer bagi warga sipil.

Dilansir situs Telegraph, Rabu, 3 Agustus 2016, sebuah laporan dari surat kabar terkemuka, Washington Post, terungkap bahwa Trump menjalani kehidupan glamornya di klub malam eksklusif, Manhattan, saat ia sebagai mahasiswa di Ivy League Schools.

Sementara, John McCain, sekarang Senator dari Partai Republik, kala itu berpangkat letnan, tengah berjuang hidup dalam Perang Vietnam lantaran pernah tertangkap tentara Vietnam Utara dan dipenjara.

McCain tertangkap ketika jet tempurnya ditembak jatuh di atas Hanoi. Kala itu ia bertugas membombardir daerah yang diyakini sebagai markas tentara Vietnam Utara.

Trump mampu menghindari wajib militer melalui serangkaian penundaan (deferments) yang berujung pada keputusan penangguhan tugas militer secara medis.

Ia pun masuk dalam klasifikasi 1-Y, yang artinya pembebasan sementara.

Alasan penangguhan ini karena ada masalah di tulang kakinya. Trump mengaku terganggu adanya tonjolan di atas tulang tumit akibat kelebihan kalsium.

Hal inilah yang menjadi pertimbangan militer AS untuk tidak mengirimnya ke Vietnam. Trump pun berhasil "lolos" dari tugas yang seharusnya berangkat pada Desember 1969.

"Selama periode waktu (sakitnya) akan sembuh," demikian bunyi pernyataan Trump dari Washington Post.

Namun, fakta berkata lain. Trump justru bermain squash, sepak bola, tenis, dan bahkan golf selama belajar bisnis properti di Universitas Pennsylvania.

Sementara New York Times menimpalinya dengan mengutip seorang juru bicara untuk Selective Service System yang mengatakan Trump tidak layak untuk diberikan pembebasan medis.

"Jika Anda tidak memiliki dasar kuat untuk dibebaskan atau ditunda, maka tidak alasan bagi Anda untuk mangkir," ungkap Richard Flahavan.

Tanggapan Muslim di Afrika atas Menangnya Trump

(ren)