Paus Frasiskus Tak Setuju Kekerasan Disamakan dengan Islam
- BBC
VIVA.co.id - Kekerasan dan terorisme yang dilakukan oleh kelompok Islam garis keras membuat Islam sering dikaitkan dengan kekerasan. Namun, Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia membantahnya.
Paus Fransiskus mengatakan, adalah sebuah kesalahan jika mengidentifikasi Islam dengan kekerasan. Penyebab terjadinya terorisme bukanlah ajaran Islam, namun ketidakadilan sosial dan gila materi.
"Saya rasa sangat tidak tepat mengidentifikasi Islam dengan kekerasan. Sangat tidak benar, dan tidak sesuai fakta," ujar Paus kepada wartawan yang menemaninya dalam pesawat menuju Roma, setelah perjalanan selama lima hari ke Polandia seperti dilansir Reuters, Senin, 1 Agustus 2016.
Pernyataan tersebut disampaikan Paus Fransiskus saat ditanya soal pembunuhan terhadap seorang Pastur berusia 85 tahun di Prancis. Pastur tersebut digorok setelah dua pria bersenjata menyerbu gereja dan menahan mereka. Belakangan, dua pelaku yang tewas itu diketahui terkait jaringan ISIS.
"Saya rasa dalam setiap agama selalu ada kelompok fundamentalis," ujarnya. "Di Katolik juga ada," katanya menambahkan.
"Saya tak suka mengatakan kekerasan Islam. Karena setiap hari saat saya membaca surat kabar, saya juga menyaksikan kekerasan di Italia. Ada pria membunuh pacarnya, seseorang membunuh ibu tirinya. Dan mereka semua dibaptis secara Katolik," ujarnya. "Jika saya bicara Islam penuh kekerasan, maka saya akan bicara kekerasan Katolik. Tak semua Muslim suka menggunakan kekerasan," ujarnya menegaskan.
"Saya tahu betapa bahayanya untuk mengatakan ini, namun terorisme tumbuh saat tak ada lagi pilihan, saat uang menjadi Tuhan, dan ini bukan tentang orangnya. Namun tentang pusat ekonomi dunia," ujarnya menambahkan.
"Ini adalah lembar pertama terorisme. Dan dasar terorisme adalah kejahatan melawan kemanusiaan. Itulah yang harus menjadi sumber pembicaraan kita," kata Paus.
Ia juga mengatakan, kesenjangan dalam hal kesempatan ekonomi pada orang-orang muda di Eropa juga bisa disalahkan sebagai sumber terorisme.
"Saya bertanya pada diri sendiri, berapa banyak orang muda di Eropa sangat jauh dari ideal, mereka tak memiliki pekerjaan. Lalu mereka beralih pada narkoba, alkohol, dan akhirnya bergabung dengan ISIS."
(mus)