Data Kampanye Hillary Clinton Dibobol
Sabtu, 30 Juli 2016 - 15:49 WIB
Sumber :
- Reuters/Jonathan Ernst
VIVA.co.id
- Jaringan komputer tim kampanye kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, kembali diretas. Hal ini menyusul dua serangan siber yang terjadi beberapa waktu terakhir di kubu Hillary.
Salah satu juru bicara kampanye Clinton mengatakan dalam sebuah pernyataan, program analisis data yang dikelola Democratic National Committee (DNC) dan digunakan untuk kampanye kini tengah diselidiki.
"Sistem komputer kampanye kami tengah dikaji oleh ahli keamanan cyber. Hingga kini mereka telah menemukan bukti bahwa sistem internal kami telah diretas," ujar jubir kampanye Clinton, Nick Merrill, dilansir dari Reuters, Sabtu, 30 Juli 2016.
Sebelumnya, pejabat intelijen Amerika menyimpulkan, pelaku peretasan terhadap kubu Demokrat merupakan warga negara Rusia, yang memperoleh akses ke seluruh jaringan penggalangan dana Komite Kampanye Kongres Demokrat (DCCC).
Peretas diperkirakan telah mengakses program analisis DNC selama kurang lebih lima hari. Program analisis data DNC merupakan salah satu dari banyak sistem kampanye, yang digunakan untuk menganalisis data pemilih, nomor jaminan sosial, bahkan nomor kartu kredit.
Terkait hal ini, Kementerian Kehakiman AS tengah menyelidiki apakah serangan siber ini bisa mengancam keamanan AS. Meski demikian, belum diketahui secara detil materi apa yang telah dicuri peretas dari jaringan. (ase)
Baca Juga :
Tebakan Beruang Putih 'Peramal' Soal Trump Benar
Sebelumnya, pejabat intelijen Amerika menyimpulkan, pelaku peretasan terhadap kubu Demokrat merupakan warga negara Rusia, yang memperoleh akses ke seluruh jaringan penggalangan dana Komite Kampanye Kongres Demokrat (DCCC).
Peretas diperkirakan telah mengakses program analisis DNC selama kurang lebih lima hari. Program analisis data DNC merupakan salah satu dari banyak sistem kampanye, yang digunakan untuk menganalisis data pemilih, nomor jaminan sosial, bahkan nomor kartu kredit.
Terkait hal ini, Kementerian Kehakiman AS tengah menyelidiki apakah serangan siber ini bisa mengancam keamanan AS. Meski demikian, belum diketahui secara detil materi apa yang telah dicuri peretas dari jaringan. (ase)
Baca Juga :
Tanggapan Muslim di Afrika atas Menangnya Trump
Amerika Serikat sedang mengalami degradasi moral.
VIVA.co.id
12 November 2016
Baca Juga :