Filipina Tolak Intervensi AS soal Laut China Selatan
- U-Report
VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menyatakan dukungannya atas pembicaraan bilateral antara China dan Filipina terkait putusan sengketa Laut China Selatan.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri China Wang Yi telah meminta Kerry memberikan dukungan atas pembicaraan bilateral tersebut.
"Menlu Wang mengatakan, 'waktunya telah datang' untuk mengakhiri ketegangan publik dan membuka lembaran baru. Kami setuju mengenai hal itu (menjadi penengah)," kata Kerry, seperti diberitakan Reuters, Selasa, 26 Juli 2016.
Ia juga akan mendorong Presiden Filipina Rodrigo Duterte terlibat langsung dalam dialog serta negosiasi dengan China.
"Kita masih punya tugas dan tantangan di depan. Jadi, kita masih perlu bekerja keras untuk memastikan bahwa permasalahan ini dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi dan aturan hukum," ujar Kerry.
Rencananya, AS dan China akan bertemu di Manila, Ibu kota Filipina, Rabu, 27 Juli 2016. Sedangkan, Kerry akan terbang ke Filipina usai ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM) di Vientiane, Laos, hari ini.
Kala berbicara kepada wartawan di Laos, Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay Jr. mengatakan masalah sengketa bukanlah "pertarungan" antara China dan Amerika Serikat, melainkan negaranya dengan China.
Oleh karena itu, ia tidak menginginkan adanya intervensi dari negara pihak ketiga dalam penyelesaian sengketa ini.
"Kami ingin memperbaiki hubungan bilateral dengan mengupayakan resolusi damai atas sengketa wilayah. Yang lain tidak sepenuhnya peduli dengan permasalahan ini," ujar Yasay.
Di sela-sela pertemuan AMM, Wang mengatakan kepada Kerry bahwa China dan ASEAN telah sepakat harus membawa permasalahan ini ke "jalur yang benar" dan diselesaikan melalui pembicaraan langsung dengan pihak terkait.