Kudeta Militer Turki Tidak Direkayasa
- REUTERS/Huseyin Aldemir
VIVA.co.id – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan bahwa upaya kudeta militer yang terjadi pekan lalu bukan rekayasa.
"Itu adalah informasi yang keliru. Bagaimana mungkin merencanakan hal seperti itu? Bagaimana bisa membiarkan begitu banyak warga sipil kehilangan nyawa mereka? Bagaimana bisa nurani manusia memungkinkan itu?," kata Erdogan, dalam wawancara dengan stasiun TV internasional, seperti diberitakan Anadolu Agency, Selasa, 19 Juli 2016.
Menegaskan hal ini, Erdogan menyatakan bahwa dia akan menjadi orang pertama yang menolak rekayasa kudeta seperti ini. Ia bahkan menyebut akan mempertaruhkan hidupnya untuk rakyat.
"Mereka yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang memicu ide ini. Organisasi teroris Fetulla itu akan menerima ganjaran sesuai perbuatannya," tegasnya.
Kudeta pemerintahan itu diduga diprakarsai oleh pengikut Fetullah Gulen, seorang ulama yang kini berada di Amerika Serikat.
Ia dituduh menggunakan kampanye lama untuk menggulingkan pemerintahan melalui pendukung dalam negara Turki, khususnya pihak militer, polisi dan pengadilan.
Erdogan juga mengatakan telah mengangkat isu ekstradisi Gulen dengan Presiden Barack Obama.
"Saya sebelumnya telah membuat permintaan kepada Obama secara lisan. Namun, minggu ini, permintaan resmi secara tertulis juga akan disampaikan kepada pemerintah AS," ujar Erdogan.
Menurutnya, jika Washington tidak memberikan respons positif mengenai ekstradisi ini dan jika ada kriminal AS yang saat ini berada di Turki, maka sebagai presiden ia tidak akan membiarkan hal itu.
Erdogan mengatakan bahwa ada kesepakatan bersama antara kedua negara untuk mengekstradisi kriminal, sehingga harus ada timbal balik. (ase)