Presiden Suriah: Tak Ada Pembicaraan Kekuasaan dengan Rusia
- Reuter/SANA
VIVA.co.id – Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan pihak Rusia tidak pernah berbicara dengannya untuk meninggalkan kekuasaan. Menurutnya, hanya rakyat Suriah yang memutuskan "kapan datang dan kapan harus pergi."
"Mereka (Rusia) tidak pernah membicarakan satu kata pun mengenai hal ini," kata Assad, seperti dikutip dari situs BBC, Jumat, 15 Juli 2016.
Berkaitan dengan hal ini, Amerika Serikat, yang menuduh pemimpin Suriah bertanggung jawab atas kekejaman mengatakan, Assad harus meninggalkan jabatannya sebagai bagian dari transisi politik untuk mengakhiri konflik di sana.
Rusia telah memberi bantuan kepada pemerintah Suriah, seperti dukungan diplomatik yang kuat dan dukungan militer dalam memerangi pemberontak, namun Putin mengatakan hanya solusi politik yang dapat menyelesaikan konflik.
Komentar Assad datang menjelang kedatangan Menteri Luar Negeri AS John Kerry ke Ibu kota Rusia, Moskow, untuk melakukan pembicaraan baru mengenai Suriah. Assad mengatakan dirinya tidak khawatir tentang kemungkinan Washington dan Moskow apabila menyetujui kesepakatan yang meminta pengunduran dirinya.
Assad mengatakan, justru terorisme di Suriah saat ini kembali bergolak hanya ketika "Rusia turun tangan", sedangkan AS "tidak serius" dalam mengatasi kelompok ISIS.
"Kami ingin mengalahkan para teroris, namun Amerika Serikat ingin mengelola kelompok-kelompok untuk menggulingkan pemerintah di Suriah," kata dia.
(ren)