Teror Berulang, Prancis Perpanjang Status Darurat Negara
- Reuters/Jacky Naegelen
VIVA.co.id – Presiden Prancis, Francois Hollande, telah mengonfirmasi bahwa 77 orang, termasuk anak-anak, telah tewas akibat serangan teror truk maut, Jumat dini hari waktu setempat. Hollande tidak memungkiri bahwa ini merupakan serangan teroris.
"Prancis telah berduka di hari kemerdekaannya. Kami menunjukkan solidaritas terhadap korban dan keluarga mereka. Segala cara dikerahkan untuk membantu mereka yang terluka," kata Hollande, seperti diberitakan The Guardian, Jumat, 15 Juli 2016.
Lebih lanjut Hollande mengatakan bahwa Prancis secara keseluruhan saat ini berada di bawah ancaman terorisme. Ia mengajak seluruh masyarakat Prancis dan dunia untuk menunjukkan kewaspadaan mutlak dan menunjukkan tekad untuk melawan aksi tersebut.
Dalam hal ini Hollande telah memerintahkan untuk meningkatkan pertahanan tingkat tinggi dari pihak kepolisian, dengan 10 ribu staf militer. Hollande juga telah memutuskan untuk meminta relawan militer bergabung dan membantu pasukan polisi.
"Saya telah memutuskan bahwa keadaan darurat yang seharusnya berakhir pada tanggal 26 Juli akan diperpanjang sampai tiga bulan ke depan," tegas Hollande.
Sebelumnya, kerumunan massa yang sedang merayakan Bastille Day (Hari Nasional Prancis), diserang oleh truk besar dengan kecepatan tinggi yang menabrak kerumunan dan diikuti dengan tembakan ke arah massa. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri RI telah meminta Konjen RI Marseille untuk memastikan dan mengecek kondisi WNI di wilayah sekitar.