Tanggapi Protes NATO, Rusia Tawarkan Terbang 'Aman'
- www.activistpost.com
VIVA.co.id – Sikap bermusuhan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dengan Rusia akibat konflik Ukraina merambah ke sektor penerbangan.
Keduanya saling menuding mematikan pemancar kokpit, atau biasa dikenal transponder, kala terbang di wilayah udara internasional, sehingga tidak dapat terdeteksi radar di darat.
Duta Besar Rusia untuk NATO, Alexander Grushko, mengatakan bahwa pilot Rusia bisa menghidupkan transponder asalkan pesawat NATO melakukan hal yang sama. Untuk itu, Grushko memberi penawaran bila pesawat Rusia, baik sipil maupun militer, akan dilengkapi transponder jika terbang di atas wilayah Laut Baltik.
Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa "aman" kedua belah pihak kala terbang di wilayah tersebut.
"Kami siap untuk menerbangkan pesawat dengan transponder bersama dengan lintasan penerbangan tertentu. Banyak juga pesawat dari berbagai negara yang terbang di sini (Baltik) dengan transponder mati," kata Grushko, seperti dikutip situs Reuters, Kamis, 14 Juli 2016.
Sementara, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menyambut baik Rusia. Namun ia tetap mengklaim bahwa semua jet di bawah komando NATO sudah terbang dengan transponder mereka.
"Transponder merupakan hal yang penting. Tetapi itu hanyalah satu elemen kecil dari gambaran yang luas terkait dengan keselamatan udara. Hal mendasar yang harus diperhatikan adalah perilaku serta tata cara terbang yang aman dan profesional," kata Stoltenberg.
Usulan ini muncul setelah dalam dua tahun terakhir, beberapa pesawat milik Barat dan Rusia, baik sipil dan militer, terbang di atas Laut Baltik tanpa transponder. NATO getol berpatroli di wilayah itu pascaaneksasi Rusia atas Crimea dalam konflik Ukraina pada 2014.